Indigonews | Pematangsiantar – Dua kali sudah banjir luapan air hujan di gorong gorong pertigaan Tanjung Pinggir menelan korban bahkan sampai saat ini team SAR belum berhasil menemukan seorang korban terbawa arus air yang sangat deras.
Terjadinya luapan air hujan diakibatkan kurang efesienya besar gorong gorong yang tidak layak lagi tetapi seharusnya jalan tersebut sudah lebih layak dibangun jembatan yang mampu mengalirkan volume luapan air hujan lebih besar. Ada juga sebagian masyarakat berpendapat bahwa luapan air belakangan sangat tak bersahabat terjadi setelah pembangunan SLB Tanjung Pinggir yang dahulunya merupakan kantong air penyanggah luapan air hujan.
Sangat mengagetkan sikap bungkam dan diamnya Walikota Siantar terlihat tidak peduli atau tidak mau tau akan musibah yang terjadi, bahkan dua kali kejadian yang sampai menelan korban sosok Walikota Siantar tidak pernah meninjau lokasi.
Sikap tidak mampu peka terhadap musibah yang dialami rakyat dipertontonkan Walikota Pematangsiantar sangatlah disayangkan dan sesalkan Ketua Umum LSM FORUM 13, Syamp Siadari. Seharusnya sosok pemimpin haruslah mampu bermasyarakat dan mampu merasakan berduka saat rakyat merasakan musibah apalagi jelas jelas musibah alam di daerah administrasi Pemerintahan Kota Pematangsiantar.
“Sudah pertanyaan besar sikap Walikota Pematangsiantar saudara Hefriansyah Noor kalau memang benar beliau tidak pernah bersedia muncul di pertigaan Tanjung Pinggir padahal sudah 2 kali menelan korban jiwa, sekalipun itu bukan semua masyarakat siantar yang naas tetapi daerah kejadian adalah daerah administrasi Pemko Siantar” Tegas Syamp.
“Seharusnya seorang Pemimpin yang baik dan arif harus bermasyarakat dan mampu merasakan duka serta peka akan apa yang dirasakan masyarakat, kejadian yang sudah dua kali beruntun merupakan dampak dari segala dampak tata ruang yang perencanaanya dinilai kurang matang, sekalipun kejadian pada saat hari sabtu bahkan sekalipun pada hari libur seharusnya Walikota yang bermasyarakat dan natural itu sudah meninjau lokasi serta melakukan percepatan penanggulangan supaya kejadian yang sama tidak terulang” jelas Syamp.
Lebih mengecewakan bahwa Walikota Siantar sesuai dengan issue beredar setiap hari Sabtu dan Minggu tidak pernah berada di Kota Pematangsiantar tetapi lebih memilih pulang kerumah pribadinya yang konon dikota Medan, namun hal ini belum ada pembenaran karena sampai berita ini dipublikasikan sosok Walikota tidak berhasil dikonfirmasi begitu juga dengan Kabag Humas dan Protokoler Pemko Siantar. Red
Discussion about this post