Indigonews | Pematangsiantar – Proyek pembuatan gorong gorong dengan menggunakan pipa galfanis dijalan Wahidin Kota Pematangsiantar menjadi sumber kemacetan sehingga semakin meresahkan warga siantar yang tiap harinya melintasi jalan Wahidin.
CV. Parsona Jaya selaku rekanan pelaksana kegiatan proyek pembangunan jalan Lintar Saragih ruas jalan Wahidin – Jalan Bandung dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.394.519.000.- dibawah kepengawasan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pematangsiantar dinilai tidak memikirkan kepentingan masyarakat umum sehingga tidak adanya upaya mempercepat menyelesaikan proyek.
Jalan Wahidin merupakan akses padat perlintasan warga Siantar dalam menjalankan aktifitas seharian sehingga proyek yang ditangani Dinas PUPR sangat merugikan warga dan menjadi perbincangan hangat saat ini, dilihat tingkat kinerja bahwa Jhonson Tambunan selaku Kepala Dinas PUPR beserta Heston Pardede selaku Direktur CV. Parsona Jaya tidak memiki tanggung jawab moral bagi warga.
M. Siburian (45) warga Parluasan seharianya mencari nafka sebagai sopir angkot trayeknya melintasi jalan Wahidin sangat menyayangkan kinerja Kadis PUPR dan Rekanan yang tidak memikirkan warga sehingga sesukanya melakukan pembangunan tanpa berupaya mempercepat selesai pekerjaan.
“Lihat lah lae kinerja Kadis dan Pemborongnya ini bukanya berusaha supaya cepat selesai bangunanya malah menyengsarakan warga yang melintasi jalan wahidin ini, kan seharusnya berusahalah mreka supaya jalan ini cepat selesai dikerjakan ini malah tiap hari hanya 4 orang tukang bangunanya” kesal Siburian saat melintasi jalan Wahidin, Kamis (14/12) pukul 16.00wib.
Ditempat bersamaan S. Simanjuntak (53) seorang warga Simalungun yang setiap 2 kali seminggu belanja ke toko Naga persis di depan kegiatan pembangunan gorong gorong juga sangat merasa terganggu akibat kegiatan pembangunan sudah hampir sebulan namun tidak kunjung selesai.
“Aneh memang pemborong ini apa dia tidak sadar bahwa jalan wahidin ini akses padat perlintasan setiap harinya bahkan sampai saat ini tidak ada upaya pemborong bagaimana supaya cepat selesai malah terlihat santai melihat anggaran yang begitu besar layak juga ini diaudit” ketus Simanjuntak samberi memanggul kardusan susu.
Lagi lagi Kadis PUPR, Jhonson Tambunan tidak berhasil dijumpai diruang kerja tanpa adanya alasan pasti dimana keberadaan sosok kadis yang terkesan tidak pernah bersedia bertatap muka dengan insan pers. Hal ini menjadikan bobroknya kinerja Kadis PUPR disamping tidak bersedia patuh akan UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang KIP. Red
Discussion about this post