Samosir (Indigonews) – Posko ante mortem dermaga Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, masih saja menunjukkan informasi korban hilang penumpang KM Sinar Bangun sebanyak 109 orang, Jumat (22/6/2018). Di posko ini juga tidak ada petugas yang stand-by melayani pertanyaan masyarakat seputar informasi yang terpampang.
Sementara itu, di posko Call Center Pemerintah Kabupaten Samosir tercantum jumlah korban hilang sebanyak 152 orang, informasi korban yang telah ditemukan, dan daftar pemberi bantuan.
Padahal jumlah korban hilang di posko SAR gabungan Tigaras sudah sebanyak 184 orang. Kasi Ops Kantor SAR Medan M Agus Wibisono saat dikonfirmasi via selulernya hari itu juga membenarkan hal tersebut.
“Iya, benar. Data terkini korban hilang di posko SAR gabungan Tigaras berjumlah 184 orang. Itu berdasarkan laporan masyarakat,” ujar Agus.
Perbedaan informasi antara Tigaras dengan Simanindo ini berpotensi membingungkan masyarakat, terutama yang merasa anggota keluarga dari korban.
Seorang warga bernama yang tidak.mau disebut namanya Malau mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Hal ini menunjukkan Pemerintah Kabupaten Samosir tidak siap menghadapi bencana.
“Masa lebih besar baliho Bupati dan Ketua DPRD dari pada papan informasi. Padahal ini yang lebih penting. Banyak yang datang melihat informasi ini (adalah) warga luar Samosir,” katanya saat ditemui di Pelabuhan Simanindo pukul 13.30 WIB.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Samosir dapat mendirikan posko khusus yang melayani seraya juga menyediakan kebutuhan makan dan minum para keluarga dari korban hilang yang menanti di dermaga.
“Lebih baik dirikan posko. Kegiatan pesta Sigale-gale Carnival di Pangururan itu bagusnya dihentikan saja. Dananya kasih ke sini. Jadi, keluarga yang lagi berduka bisa sedikit terobati rasa dukanya. Ini malah lain. Enggak ada sama sekali diarahkan keluarga menunggu dimana,” tambahnya.
Seorang warga lain yang juga keluarga dari korban hilang KM Sinar Bangun, Masdin Napitupulu, pun mengatakan senada.
“Maunya disesuaikan lah datanya. Nampak sekali petugas Pemerintah Kabupaten Samosir ini tidak tahu apa kerjanya. Sudah informasinya berubah-ubah, ditambah lagi tidak ada kesamaan, apa enggak makin sedih dan resah keluarga korban,” ujar pria yang tiga anggota keluarganya termasuk penumpang KM Sinar Bangun ini. Edy Gugun Malau
Discussion about this post