Kerja-Kerja-Kerja, Berkarya Merubah Sejarah Pertanian Indonesia, Putera Bone Generasi ke 3 di Kancah Politik Nasional. (Bagian Pertama, Oktober-Desember 2014)
Jakarta (Indigonews) – Tulisan bersambung ini bagian yang tidak terlupakan, menjadi pengalaman saya pribadi, ASN, di Kementerian Pertanian, yang ditugaskan sebagai Staf Dokumentasi pada Bagian Humas, Biro Humas dan IP, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI, sebagai petugas dokumentasi, kami selalu mengikuti dinamika Pimpinan lingkup Kementerian Pertanian, khususnya Menteri Pertanian.
4 Tahun bukan Waktu yang Cepat, namun serasa baru kemarin, bila mengikuti ritme kegiatan pimpinan yang tiada henti dan terus berkejaran dengan waktu.
Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP nama yang sangat asing ditelinga kami, jajaran ASN, di lingkup kementerian pertanian, bahkan nama tersebut baru kami ketahui sesaat Presiden Republik Indonesia Terpilih Periode 2014 – 2019, Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumumkan susunan Kabinet Kerja, di halaman Istana Negara, hari Minggu 26 Oktober 2014.
Menteri Pertanian, Saudara Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP. Nama yang ditunggu-tunggu, khususnya di lingkup Kementan, serasa asing ditelinga bahkan tidak ada dalam ingatan atau benak hampir seluruh Karyawan/i lingkup kementan.
Sejarah selalu menuliskan, sosok yang terpilih menjadi Menteri, mendampingi tugas Presiden dan Wakil Presiden dalam Kabinet, selalu yang sudah mempunyai “Track Rekord” Nasional, bila bukan Akademisi dari Perguruan Tinggi Ternama, pasti Tokoh atau Aktivis Nasional bahkan sebelum diumumkan Kabinet Kerja 26/10/2014, beberapa nama muncul diberbagai media, namun semua hilang tak berbekas.
Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP, bahkan tidak perna didengar atau disebut oleh Parpol manapun yang sejak era Reformasi, mengambil alih semua isu-isu yang bersifat Nasional, disebut dan terpilih menjadi Pembantu Presiden, pada Kabinet Kerja 2014 – 2019, mengagetkan hampir seluruh unit kerja bahkan stake hollder sektor pertanian bahkan media kesulitan untuk mendapatkan bahan tulisan yang menggambarkan sosok dari Menteri Pertanian, nama – nama yang selama ini berseliweran, dengan latar belakang “Akademisi dan Partai Politik”, ternyata tidak dipilih. Kesan Publik, Media, dan ASN, lingkup Kementan, seperti Vakum, karena minimnya Informasi Pribadi, yang berkaitan dengan Sosok Menteri yang satu ini.
Pria kelahiran Bone, 27 April 1968 yang mempersunting Ir. H. Martati, dikaruniahi 4 Anak, masing-masing 2 laki-laki dan 2 Perempuan, menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres 10 Mappesangka, SMP Negeri Ponre dan SMA Negeri Lappapriaja, semuanya di Kabupaten Bone, sedang Pendidikan S1 Tahun 1988 hingga 1993, S2 Tahun 2002 hingga 2003 dan S3 Tahun 2008 hingga 2012 ditempuh di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin di Makassar, dari usai pelantikan kabinet, Senin, 27Oktober empat tahum silam langsung mendatangi rumah barunya dan melakukan serah terima jabatan dengan pendahulunya, usai serah terima jabatan mentan baru ini langsung melakukan rapat pimpinan lingkup kementan, dalam rapim tersebut mentan meminta presentasi rencana penggunaan anggaran yang sudah ditetapkan di pertengahan tahun 2014.
Gebrakan Baru yang Mengagetkan
Mentan Andi Amran Sulaiman, menyisir ulang rencana dan penggunaan anggaran tahun 2015, membatalkan semua kegiatan bersifat “Sosialisasi, Seminar, Perjalanan Dinas yang Tidak Urgen, Pengadaan Kenderaan Dinas Roda Empat dan Roda Dua, Renovasi Gedung dan Pembangunan Ruang Kantor”, kebijakan ini sangat mengagetkan “Birokrasi”.
Andi Amran Sulaiman segera melaporkan kepada atasannya Menko, Wapres dan Presiden perihal kebijakan yang diambil dan mendapat persetujuan, Andi Amran Sulaiman langsung mengkonsultasikan ke Parlemen walau mendapat kritikan Komisi IV DPR RI menyetujui lebih dari 800 Milyar anggaran rutin dialihkan untuk pengadaan Alat Mesin Pertanian di awal Tahun Anggaran 2015.
Pengalaman Menjadi Guru Terbaik
Mentan, Andi Amran Sulaiman sebelum meraih semua yang didapatkan saat ini sudah melewati berbagai ujian, sejak di Sekolah Dasar beliau yang berasal dari Keluarga Sederhana, terlahir dari keluarga “Serdadu” dengan 12 bersaudara, sudah di didik untuk dapat hidup survive dengan berbagai keterbatasan walau bila menilik dari garis keturunan, kedua orang tua Andi Amran Sulaiman masih trah ningrat dari kerajaan bone, namun hal itu bukan menjadi alasan untuk dapat hidup bermalasan, masih dalam masa pendidikan sekolah dasar Andi Amran Sulaiman sudah terlecut kreatifitasnya untuk membuat hal baru yang memiliki nilai tambah, mulai dari bertani hingga menggali dan memecah batu gunung, sikap ini memang membuahkan hasil karena ketika menempuh pendidikan tinggi Andi Amran Sulaiman menghasilkan 4 Hak Paten dengan Royalti.
Menyelesaikan Pendidikan S1, Andi Amran Sulaiman berkarya sebagai Penyuluh Lapang di Kabupaten Bone dengan honor sebesar Rp. 150.000/bulan, menjadi Karyawan BUMN, PTPN Gula dan Sawit, menjadi pengajar hingga membangun Agro Industri yang tergabung di Tiran Grup.
Pernak-pernik, kegiatan Mentan dari masa mudanya menjadi “Soko Guru” ketika diamanahkan menjabat Menteri Pertanian pada Kabinet Kerja 2014 – 2019.
Kami melihat karakter Mentan Andi Amran Sulaiman “Optimisme dan Pantang Menyerah”, “Tidak ada yang Tidak Mungkin, Sulit iya” jadila “Petarung” karena “Pelaut Ulung dilahirkan dari Ombak Besar”, hal ini selalu diungkapkan ketika memberikan arahan kepada seluruh aparat di lingkup Kementan.
Pejabat Struktural dan para Peneliti diwanti-wanti bila ingin “Sukses” harus “Berkarya”, waktu tidur harus terbatas “Saya aktif 20 jam dalam sehari” jadi semua Pejabat harus On dalam 20 jam bila tidak silahkan mundur, ungkap Mentan di setiap waktu.
Merubah Paradigma, Pengadaan Barang
Mentan, Andi Amran Sulaiman dalam waktu yang begitu singkat dapat memetakan persoalan mendasar yang menjadi problem petani, terutama berkaitan dengan “Pengadaan Barang” khususnya kebutuhan petani, “Benih, Pupuk, Pestisida dan Alat Mesin”. Petani hampir diseluruh Wilayah Sentra Produksi mengeluhkan keterlambatan bantuan spek barang yang tidak sesuai kebutuhan, Mentan mengkonfirmasi di internal kementan ternyata persoalan timbul karena adanya aturan yang diatur berdasarkan “Peraturan Presiden” tentang “Pengadaan Barang dan Jasa”.
Mentan langsung menghadap Presiden untuk memohon pencabutan Perpres Pengadaan Barang dan Jasa untuk “Sarana Produksi Pertanian”. Presiden Joko Widodo segera mengeluarkan aturan baru yang merubah paradigma pembangunan pertanian kedepan. Andi Amran Sulaiman mensyukuri kebijakan Presiden segera melakukan perubahan “Sistem Pengadaan Barang”, khususnya sarana produksi yang sangat dibutuhkan Petani tepat waktu di lingkup Kementan.
Mengawali kinerjanya Menteri Pertanian mendampingi Kunker Presiden di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, meninjau lokasi Peringatan Hari Pangan Sedunia di Kawasan Maccini Sombala of Indonesia dan meninjau rencana rehablitasi irigasi serta menemui Petani Kakao di Sulawesi Barat, menyerahkan bantuan dan menetapkan rencana kerja dengan arahan Presiden langsung di lapangan, tidak ada acara seremonial seperti yang lalu-lalu, dilanjutkan dengan peletakan batu pertama, Rehablitasi Irigasi di Kabupaten Sidrap (Sidenreng Rappang), yang akan nengairi sawah seluas 57.677 hektar di 3 kabupaten yakni Sidrap, Sengkang dan Pinrang di Propinsi Sulawesi Selatan. Mengawali November 2014, Mentan melakukan Sidak di internal lingkup Kementan hingga balai-balai diseputaran Jabotabek.
24-26 November 2014 Kunker Mentan di Provinsi Lampung
Mentan, Andi Amran Sulaiman melakukan Kunjungan Kerja di Provinsi Lampung, 24 hingga 26 November 2014. Mentan melakukan pertemuan dengan Pemda Lampung yang diwakili Wagub, Kadistan, SKPD terkait, BPTP, BPP, Bupati Lampung Tengah, Dinas lingkup Provinsi, Kepala Satker Kab. Lampung Selatan, dan Stake Hollder terkait, PT. Pertani dan PT. SHS, dalam rakornis tersebut Mentan meminta Provinsi Lampung untuk meningkatkan produksi gabah 1 juta ton, Mentan usai rakornis langsung melakukan kunjungan lapang bersama wakil gubernur kebeberapa titik lokasi optimasi dan optimalisasi lahan di beberapa kabupaten, peningkatan produksi melalui peningkatan IP seluas 1500 hektar, peningkatan dengan irigasi seluas 20.000 hektar dan rehablitasi irigasi sepanjang 4 kilo meter, seluas 2100 hektar.
Pada kesempatan tersebut, Mentan menyerahkan bantuan kontigensi tahun 2014 hand traktor 69 unit, pompa air 49 unit dan transplanter 3 unit, kunker mentan di lampung menyepakati peningkatan produksi 1 Juta Ton dalam 3 Tahun, dari 3,3 juta ton tahun 2014 menjadi 4,3 juta ton hingga Tahun 2017.
Kunker Mentan di Provinsi Sumut dan Aceh
Mentan, Andi Amran Sulaiman sejak dilantik hingga akhir Desember 2014 terus melakukan kunjungan kerja dan sempat mendapat kritik karena jarang ada di kantor, bahkan tidak hadir saat sidang kabinet, maupun rapat terbatas.
Tetapi Mentan selalu menjawab ringan dan senyum “Kantor” bisa dimana saja dan dengan teknologi komunikasi dan media pendukung sekarang ini, semuanya bisa dilakukan kapan saja, tukas mentan saat ditanya media disetiap momen door stop.
Membasmi Mafia Pupuk
Mentan dalam setiap kunjungan kerja selalu mendapat keluhan, akan keterbatasan pupuk dan banyak pupuk palsu beredar di masyarakat. Andi Amran Sulaiman segera berkoordinasi dengan Menteri BUMN, ternyata laporan di Menteri BUMN semua beres tak bermasalah akhirnya Mentan menggandeng Polri dan TNI untuk membasmi para petualang ekonomi yang menyusahkan Rakyat. Pupuk yang tadinya bermasalah mulai membaik, lebih dari “50 Orang Oknum” dijebloskan ke Penjara, Oknum-Oknum yang mempermainkan harga dan menyalah gunakan jabatannya juga ditindak, semua manager-manager area dari produsen pupuk wajib hadir saat Mentan melakukan dialog dengan Petani dilapangan.
“Pupuk ternyata bukan satu-satunya masalah Petani. Saya “Geram”, Dosa apa kita ?” pungkas Andi Amran Sulaiman kepada Media diakhir tahun 2014. Dino’S/Red
Bersambung…..
Discussion about this post