Simalungun (Indigonews) – Kecewa warga Kelurahan Huta Bayu Raja, Kecamatan Huta Bayu, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara akibat pengerjaan proyek yang dilakukan pihak pemborong tak kunjung selesai dikerjakan bahkan saat ini terkesan ditinggalkan.
Miris melihat ulah pemborong yang secara sepihak mengeruk parit pasangan yang berada persis didepan rumah warga, sehingga warga kewalahan untuk masuk kerumah, malah saat ini kondisi parit digenangi air yang sangat kotir dan menimbulkan bau tidak sedap, rasa kecewa warga diutarakan dengan menabur ikan lele di kerukan parit.
Sisa-sisa pekerjaan yang ditinggalkan rekanan, warga cemas akan timbulnya penyakit demam berdara, akibat air yang tergenang.
“Bagaimananya ini, yang jadi kolamnya parit dikampung kami ini. Bisa-bisa sakit Demam berdarah warga huta bayu ini” kesal Br Pakpahan sambil tabur ikan lele didepan rumahnya, rabu(15/8).
Ketua BARA JP Kecamatan Hutabayu Raja, Rudianto Panjaitan menyayangkan perbuatan pihak rekanan beserta dinas PUPR Kabupaten Simalungun selaku Kusa Pengguna Anggaran dan Penanggungjawab , yang meninggalkan pekerjaan yang belum selesai.
“Kontraktor harus bertanggung jawab, Warga yang dirugikan. Harus terlaksana sesuai dengan yang diharapkan, Apa kontraktor ini tidak punya modal lagi. lihat sisa-sisa galian dibiarkan saja” cetusnya.
Sekedar mengetahui, PT Duta Sumatera Perkasa (DSP) sebagai rekanan peningkatan jalan tepatnya dinagori Mariah Hombang menuju Boluk, dengan pagu anggaran sebesar 26 Millar.
Sisi lain, pantastis kekonyolan akan keuangan proyek fisik bak di pertontonkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Simalungun dimana sesuai dengan informasi anggaran pantastis tersebut bersumber dari Hutang Pemkab Simalungun sebesar Rp.150.000.000.000. yang kemaren santer menjadi bahan pembicaraan. Panjaitan
Discussion about this post