Langkat (Indigonews) – Rasa duka kembali dipertontonkan dunia pendidikan di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara yang terkesan tidak peduli akan kenyamanan para anak didik saat mengikiti kegiatan belajar mengajar.
Rasa iba bahkan tetesan air mata mungkin terurai saat melihat kondisi banguan SD Negeri 058342 Uruk Gambir, Desa Ujung Bandar, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat yang sudah tidak layak digunakan untuk proses belajar guna mencerdaskan anak bangsa.
Anehnya, saat Pemerintah pusat gencar dalam pemberantasan buta huruf dan wajib belajar sehingga menggelontorkan anggaran yang begitu pantastis untuk dunia pendidikan baik berbentuk DAK untuk revitalisasi maupun bangunan baru ruang belajar juga berupa BOS malah masih ada sekolah yang harus tak terawat di Kabupaten Langkat.
Orang tua murid, E Br Sembiring mengeluhkan kondisi bangunan sekolah baik kamar mandi (WC) yang sumpet bahkan tak layak digunakan, begitu juga kondisi ruang belajar (Rumbel) dimana hampir mencapai 70% kondisi sangat mengancam kenyamanan dan keselamatan para siswa/i karena asbesnya sudah banyak yang berjatuhan dan sudah terlihat retak panjang sehingga sewaktu waktu akan rubuh, Sabtu (1/9/2018).
“Kami para orang tua sangat prihatin bang dengan keadaan sekolah ini, gurunya yang PNS cuma dua orang, guru honor ada lima orang itu pun jarang masuk” ujar E br Sembiring.
Di terangkannya, mungkin yang honor ini tidak tahan karena gajinya cuma Rp 200.000/bulan jarak rumah mereka ke sekolah sangat jauh.
“Kami juga sudah bicarakan dengan Kasek namun jawaban klasik yang selalu kami terima dari kepala sekolah yang tidak lain hanya menerangkan bahwa Kasek telah koordinasi dengan Dinas Pendidikan namun entah dimana perhatian Pemerintah Langkat ini” kesal E Br Sembiring.
Kepala Sekolah, Anwar membenarkan kondisi gedung sekolah yang sudah lama tidak pernah dilakukan renovasi disamping bahwa tenaga pendidik hanya 2 orang PNS sedangkan 5 orang tenaga honorer.
“Apa yang di katakan orang tua murid emang benar bang, guru PNS ada dua, Kasek dengan guru kelas, lima orang honor itu pun sudah ada yang berhenti dua orang karena gajinya tidak memadai untuk bertahan hidup” jelas Kasek.
“Siswa murid kami ada sekitar 80 orang kalau dari Dana Bos untuk menggaji guru honor sudah ada ketentuan dan saya sudah melaporkan ke Kabupaten Langkat dengan kondisi sekolah kami, namun sampai sekarang tidak ada jawaban, ujar Kasek.
“Kami hanya berharap agar Pemkab Langkat memperhatikan sekolah ini” harap Anwar. Tolhas Pasaribu
Discussion about this post