Jabar (Indigonews) – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memiliki gebrakan baru guna mengangkat kwalitas, harkat dan derejat perempuan khususnya bagi para ibu.
Program “sekolah bagi para ibu” tidak hanya isu semata, tetapu Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil langsung menginstruksikan kepada Kepala Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota) turut mendukung pembangunan infrastruktur sekolah.
Emil (sapaan akrab Gubernur.red) menyebutkan bahwa program ini sebagai bentuk upaya perlindungan perempuan melalui edukasi.
Para ibu rumah tangga nantinya akan mengikuti sekolah ini selama dua sampai tiga bulan. Untuk kurikulum yang akan digunakan, Emil mengatakan masih dalam tahap pembahasan. Menurutnya, program ini menjadi salah satu langkah mensukseskan semangat Jabar Juara Lahir dan Batin.
“Pak Bupati, Pak Walikota, tolong dirikan sekolah perempuan, sekolah untuk ibu-ibu rumah tangga, selama dua sampai tiga bulan untuk menguatkan kekuatan keluarga, nilai-nilai ekonomi dan kekuatan melindungi anak-anaknya,” pesan Emil pada acara Pelantikan Ketua TP PKK dan Ketua Dekranasda Kabupaten Kota, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Kamis (20/9/18).
“Suatu hari, keberhasilan ini akan menjadi panen dari sebuah semangat Jabar juara lahir dan batin,” lanjutnya.
Menyambung pernyataan Emil, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya memaparkan program ini berawal dari keprihatinannya akan banyaknya para ibu yang putus sekolah.
Bagi Atalia, ilmu yang paling tinggi adalah ilmu yang didapat dari orang tua sendiri, seperti tata krama, sopan santun, nilai-nilai kejujuran hingga soft skill lainnya.
Selain itu, Atalia juga mengatakan bahwa para ibu cenderung kebingungan mengisi waktu luang mereka setelah mengantar anak mereka ke sekolah, sehingga sekolah ibu ini diharapkan menjadi solusi dalam mengisi quality time yang membangun kualitas perempuan Jabar.
“Awal ide ini adalah bagaimana saya melihat banyak sekali para ibu yang putus sekolah, dan mereka nampaknya belum cukup mumpuni dalam membangun keluarga dimulai dari rumah sendiri,” kata Atalia.
“Kami kira ada baiknya para ibu rumah tangga ini belajar kembali terkait dengan ketahanan keluarga, bagaimana pembangunan perekonomian untuk mandiri, dan lain sebagainya. Kami sudah memiliki berbagai masukan, dan saya kira ini bisa dilakukan,” jelasnya.
Disinggung terkait target untuk pilot project program, Atalia menegaskan pihaknya akan menjadikan daerah terpencil di pedesaan sebagai target utama. Hal ini karena menurutnya perempuan di perkotaan dinilai sudah cukup mumpuni. Terlihat dari seringnya perempuan di perkotaan berkumpul untuk saling berbagi (sharing).
“Kita akan coba justru di daerah-daerah yang terpencil, karena itu yang paling membutuhkan. Kalau di kota-kota besar itu nampaknya sudah mumpuni, bahkan mereka (perempuan di perkotaan) ketika berkumpul pun banyak sekali saling berbagi, sharing, dan lain sebagainya. Tapi di pedesaan itu menjadi target utama kami,” ujar Atalia. Lamhot Siadari
Discussion about this post