Medan (Indigonews) – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur, Musa Rajecksah hanya mampu memantau lokasi genangan air banjir dari salah satu titik sudut kantor Gubernur Jalan Diponegoro, Medan, Jumat (5/10/2018).
Genangan air yang merendam kota Medan atau di depan kantor Gubernur setinggi mata kaki orang dewasa membuat Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut berang akibat tidak bisa lakukan Salat Ashar di Masjid Agung.
Awal genangan air diareal perkantoran, berasal dari luapan air dari lorong jalan yang menghubungkan Kantor Gubernur sampai areal Masjid Agung.
Namun, ketika memasuki pekarangan Masjid Agung, tinggi air bertambah hingga sepaha orang dewasa.
Akibatnya, Edy dan Musa tidak dapat melewati genangan air menuju Masjid Agung. Keduanya yang mengenakan sendal jepit melipat celananya hingga sepaha lalu memantau kondisi genangan air depan kantor gubernu tersebut.
Sesaat kemudian, Edy memanggil Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Provinsi Sumut, Lukmanul Hakim.
“Ini sudah menyengsarakan rakyat. Wajar enggak, Anda saya tegur” terkesan membentak suara sang Gubenur dan menanyakan perbuatanya kepada para wartawan.
“Bapak wartawan? Pantas enggak saya bertanya kepada Anda, kalau Bapak ini (Lukmanul Hakim.red) saya tegur,” ujar Edy yang membuat Lukmanul Hakim tertunduk.
Anehnya Gubernur dan Wakilnya hanya bisa menyalahkan atau menegur Kepala Dinas tetapi terlihat tidak bersedia turun tangan atau merasa alergi akan penderitaan rakyat, bahkan tidak mampu berikan solusi untuk menyakurkan genangan air.
Genangan air disisi kiri gedung kantor Gubernur mengalir sangat deras menuju basement sehingga areal parkir juga terendam air luapan parit, sehingga sempat terjadi kepanikan bagi para PNS yang memarkirkam kendaraanya di basement. Hsirait
Discussion about this post