Jakarta (Indigonews) – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menyatakan angka jumlah kemiskinan di pedesaan berkurang hingga 15,81 juta jiwa atau sekitar 10, 88 persen dibanding tahun sebelumnya pada Maret 2013.
Mengingat sebagian besar petani tinggal di perdesaan, sehingga indikator kesejahteraan petani juga dapat dilihat dari tingkat kemiskinan maupun gini rasio di perdesaan, peningkatan NTP dan NTUP, angka penduduk miskin di pedesaan yang merupakan basis pertanian menurun.
“Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin di perdesaan kembali turun menjadi 13,47% (15,81 juta jiwa). Kemiskinan keseluruhan secara nasional bahkan ditekan menjadi satu digit menjadi 9,82%, terendah dalam sejarah,” dalam siaran pers Biro Humas Kementan yang disampaikan oleh Sekjen Kementan, Syukur Irwantoro, Rabu (24/10) di gedung Kementan di Jalan Harsono, Ragunan Jakarta Selatan.
Jika melihat secara skala nasional rasio ini merupakan prestasi capaian pemerintah Jokowi-JK dalam sejarah perekonomian Indonesia yang terus berupaya melakukan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan yang lebih dominan kepada sektor pertanian.
Selain itu, capaian sektor pertanian di empat Tahun penerintahan Jokowi-JK ini, tidak terlepas dari kinerja menteri Amran yang terus berupaya melakukan terobosan terobosan dengan kebijakan-kebijakan kongkrit dan berpihak kepada petani.
“Upaya yang dilakukan Kementan, fokus kepada kepentingan petani. Untuk tahun anggaran 2018, Kementan mengalokasikan sekitar 85 persen dari total anggaran Rp 22,65 triliun untuk memenuhi kebutuhan petani dan sarana dan prasarana, peningkatan produksi maupun pembangunan infrastruktur pertanian diberbagai daerah,” seperti tertulis di siaran pers Kementan. Ibnu
Discussion about this post