Jakarta (Indigonews) – Setelah hasil rapat yang dilakukan oleh kemenko perekonomian beserta dengan kementerian perdagangan beserta kementerian pertanian, dengan Bulog, terkait dengan permintaan import bahan dasar pakan ternak jagung, dimana dalam rapat itu diputuskan Indonesia melakukan import jagung paling banyak 100.000 ton saja, dan yang melakukan import diputuskan adalah Bulog.
Hal ini membuat pertanyaan bagi khalak ramai, dan terutama bagi para jurnalis yang selama ini mengikuti perkembangan akan keberhasilan pertanian terutama jagung, sebab kita tau produksi jagung kita surplus, namun mengapa harus mengadakan import, pertanyaan para jurnalis ini sampai kepada para petinggi di kementerian pertanian yakni Sekjen dan beberapa Dirjen di kementan, hingga pihak kementerian pertanian melakukan temu dan jumpa pers, yang dilakukan di gedung kementan hari sabtu 3 nop 2018.
Hal ini dilakukan untuk menerangkan duduk permasalahan yang dihadapi serta kesulitan distribusi saat ini. Dalam jumpa pers tersebut Sekjen didampingi Dirjen Tanaman pangan dan Dirjen PKH kementan mengatakan bahwa import kali ini kita lakukan untuk memenuhi permintaan dari pabrik pakan mandiri saja, sebab kalau perusahaan besar sudah melakukan permintaan kepada petani di daerah daerah karna kemampuan finansial mereka, namun kita juga tidak dapat melupakan pelaku bisnis kecil, yang sangat tergantung akan bahan baku jagung.
Dalam hal ini pabrik pakan mandiri, yang tidak sanggup menanggung biaya transportasi jagung dari daerah ke lokasi pabrik, hal ini disebabkan infrastruktur yang masih belum memadai serta jarak yang sangat jauh, kita ketahui bersama bahwa sentra produksi jagung petani kita ada di sumutra utara dan sulawesi, sedangkan lokasi pabrik kebanyakan di pulau jawa, untuk mendistribusikan jagung dari daerah ini ke pabrik dibutuhkan biaya yang sangat tinggi, sedang kan dari petani lebih dekat untuk melakukan eksport keluar negri.
Misalnya dari sumatra utara lebih dekat eksport ke malaysia, dan sulawesi lebih dekat eksport ke philippina, ucap nya.
Sedangkan produksi petani di pulau jawa sudah berkurang, disebabkan lahan dan luas tanam makin berkurang dikarenakan alih fungsi lahan menjadi lahan perumahan dan lain nya, hingga membuat produksi menurun tambah dirjen tanaman pangan.
Untuk mengatasi hal ini maka diputuskan untuk mendorong setiap wilayah atau kabupaten dan kota serta provinsi melakukan penampungan untuk mengatasi lonjakan harga saat masa tanam.
Dan diharapkan atas kerja sama yang baik antar institusi dan pemerintahan daerah, hal distribusi ini dapat teratasi dikemudian hari ucap Dirjen tanaman pangan Mengakhiri. Dino’S
Discussion about this post