Deliserdang (Indigonews) – Penganiayaan yang dialami 4 orang pria di Desa Telaga Sari, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang disekitar Mesjid Silaturahi, terkait permasalahan lahan beberapa minggu silam (3/11/2018) beredar infomasi dikalangan masyarakat diprokator atau diotaki oleh Kepala Desa Telaga Sari.
Pelaku penganiayaan melakukan pemukulan dan intimidasi bahkan sampai penyekapan dikantor Kepala desaw dan warganya. pemicu aksi penganiayaan di provokasi kepala desa telaga sari, bernama selamat riadi.
Awal kedatangan 3 pria dan pemilik tanah ingin memberikan penjelasan dan membagikan lembaran foto copi keputusan PTUN terkait kepemilikan tanah yang sah sesuai dimata hukum kepada beberapa warga yang datang, keadaan masih kondusif. selang beberapa menit warga sekitar terus berdatangan dan berupayaMasukkan
mencekal dan merampas surat asli yg kami pengang. pasalnya warga beragapan tanah tersebut diperuntuhkan sebagai tanah wakaf dan kehadiran 4 pria untuk meratakan mesjid, kuburan dan memnunjukan surat palsu.
Selang beberapa menit warga semakin berdatangan disusul kehadiran kepala desa dan istri mengunakan sepeda motor. apes kehadiran kepala desa malah semakin mempengeruh keadaan. perkataan kepala desa yang terkesan memberatkan pemilik tanah dan 3 anggota membuat emosi warga menyulut.
Bayak perkataan pengancaman keluar dari kepala desa, warga memulai penganiayaan, dimulai dari salah satu anggota pemilik tanah. pemukulan tak terelakan sampai pengancaman penyiksolaan dilakukan warga dan kepala desa.
Penganiayaan terjadi bergiliran dari saya pemilik tanah dan 3 anggota saya. 1 anggota saya melarikan diri lantaran takut dibunuh, pasal sajam terlihat dibawak beberapa warga. lanjut cerita kamipun di sekap dimesjid silaturahi untuk di introgasi beberapa warga dan kepala desa dan kadus bernama minok. kumandang azan di perdengarkan mesjid silaturahi di waktu dzuhur tp itu tidak mendinginkan hati warga dan aparat desa.
Bersamaan dengan kuamndang azan salah satu anggota, diseret kelaur mesjid berniat melakukan penganiayaan dan terikan warga “kuburkan dia hidup2 di makam TPU sebari dipukuli. terlihat kadus menarik dan memukul anggota saya dan merampas tas milik anggota saya yang didalam tas nya ada hendikem dan uang.
Berselang beberapa menit eka sekalu kantimnas dtng untuk mengamani. tp itu belum cukup kehadiran eka ttp tidak digubris warga. kepala desa memintah dengan tegas kepada kami untuk menyopot sanduk informasi kepemilikan tanah didpn rumah warga bernama paino.
Penganiayaan terus dialami sampai salah satu anggota saya mengelurkan darah di bagian bibir lantaran dipukuli warga didalam mesjid. kamipun dibawah kekantor desa bersama kantimnas dan perangkat desa. Pihak desa berinisiatif membuat surat pernyataan bawasanya kami tidak akan menuntut dibelakang hari atas kejadian penganiayaan dan perihal kepemilikan tanah, kami pun segera menanda tangani lantaran takut dianiaya kembali. HSirait
Discussion about this post