Oleh : Syamp Siadari
Ketua LSM Forum13 Indonesia
Polemik pembangunan tugu Raja Siantar Sang Naualuh menimbulkan pro kontra dilapisan masyarakat, mulai dari pembangunan yang terkesan sengaja dihentikan padahal anggaran selama 2tahun tertampung pada APBD bahkan setelah pembangunan yang dilaksanakan di areal Lapangan H. Adam Malik Kota Pematangsiantar.
Dahulu kala rencana pembangunan Tugu Sang Naualuh yang telah menetapkan panitai dan peletakan batu pertama dilahan pertigaan Ramayana, tetapi tanpa apasan pasti pembangunan pun dihentikan padahal bila diulas pasti sudah pernah masuk anggaran di tampung di APBD.
Setelah sekian lama vakum akan kelanjuran pembangunan, lahirnya desakan beberapa kelompok masyarakat yang melakukan aksi damai untuk meminta Walikota Siantar segera melanjutkan pembangunan Tugu Sang Naualuh.
Setelah menerima masukam dari berbagai tokoh masyarakat, Akhirnya Pemko Pematangsiantar menyetujui pelaksanaan pembangunan Tugu Sang Naualuh dengan penentuan lokasi di lahan Taman Bunga yang saat ini diketahui Lapangan Merdeka tepatnya di sudut pas posisi didepan Bank BRI jalan Merdeka.
Tetapi tanpa alasan pasti Pemko Pematangsiantar melalui rekanan pelaksana proyek Tugu Sang Naualuh melaksanakan bangunan dengan adanya acara peletekan batu pertama di sudut lahan Tanah Lapang H. Adam Malik dijalan Sudirman Pematangsiantar dengan mengundang para Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat beserta Muspida Plus.
Hal ini pun menjadi polemik kembali mencuat dari kalangan masyarakat dengan beberapa alasan, baik alasan ketidak layakan lokasi dan ada juga alasan yang dibalut dengan hal agamais.
Beberap hari silam, Saya berbincang bincang dengan beberapa Tokoh Masyarakat di Kedai Kopi Kok Tung jalan Cipto dan anehnya mencuat nalar ada apa dengan Program Pembangunan Tugu Sang Naualuh terkesan diduga sengaja dipolemikkan hanya untuk menutupi satu persoalan kinerja sang pimpinan daerah yang tidak ada, dan hanya untuk membuat rasa nyaman sang pimpinan daerah yang belakangan dihujatan dengan permintaan pemaqzulan sehingga polemik ini di ciptakan.
“Saat ini kota Siantar banyak polemik, utamanya pembangunan Tugu Sang Naualuh yang entah mengapa harus dipaksakan dibangun di atas Lahan Tanah Lapangan Adam Malik, bukankah dahulu sudah dilaksanakan peletakan batu pertama di pertigaan Ramayana terus disetujuinya pembangunan di pojok Taman Bunga depan BRI kok malah dipindah lagi ke Lapangan Adam Malik” ungkap Tokoh Masyarakat yang diketahui mulai kepemimpinan 3orang Walikota pendahulu sudah aktif dalam peran serta memberikan masukan kepada KDH.
Lanjutnya, patut diduga polemik ini terkesan benar benar diciptakan hanya untuk menutipi beberapa persoalan dikota Siantar, mulai dari kinerja yang tidak berhasil sampai upaya kelompol masyarakat etnis Simalungun meminta paqzulan karena diduga telah melakukan pelecehan sampai mencuatnya informasi ketidak sinambungan sang KDH dengan Sekretaris Daerah dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Saya pernah bincang bincang dengan Walikota pendahulu, Alm. Hulman Sitorus saat itu saya menyarankan supaya pembangunan Tugu Sang Naualuh dilaksanakan di seputaran Pamatang dan langsung dijadilan Pamatang itu daerah khusus dinasti sejarah dan saya juga menganjurkan bila memang tidak mungkin dibangun di Pamatang alternatif dibangum di Lahan Tanjung Pinggir dengan catatan sekalian beberapa prasasti dan museum dipindahkan ke lokasi yang bersamaan serta dibangunya rumah ibadah secara berdampingan guna memberi kesan bahwa raja siantar dahulu sosok Pemersatu dan Pengayom serta lokasi ditata dengan rapih sehingga mengenjot perkembangan daerah tanjung pinggir cepat digemari dan diinginkan penduduk” saran Tokoh Masyarakat itu kembali setelah kami menikmati segelas kopi hitam.
Polemik Pembangunan Tugu Raja Siantar, Sang Naualuh tidak bisa dipandang dari satu arah kaca mata, tidak bisa didasari alasan disangkut pautkan dengan Agama tetapi harusnya para Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat beserta Birokrasi dan KDH Khususnya masyarakat Kota Pematangsiantar harus lebih dewasa menyikapi sehingga tidak ada konflik berkepanjangan yang timbul secara alami atau adanya oknum yang menunggangi. Tulisan ini saya buat hanya sebagai opini guna pemersatu dan untuk konsumsi pribadi tanpa berniat memojokkan dan menyalahkan. Mari Dewasa Berfikir Mencari Jalan Keluar Polemik Guna Memberikan Rasa Nyaman Bagi Masyarakat.
Siantar Maju……!!!
Siantar Bersatu……..!!!
Siantar Jaya………………….!!!
Discussion about this post