Riau (Indigonews) – PT Mekar Abadi Mandiri (PT MAM) pelaksana proyek cor beton rigit jalan di Desa Kelesa, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau yang di Subkontrakkan oleh pemenang tender PT. Indecom Pekan Baru.
Pengakuan masyarakat setempat, Deddy merupakan Mandor Lapangan PT. MAM bekerja sama dengan para sopir mobil molen pegangkut semen cor rigit menjual dengan cara menawarkan secara langsung kepada masyarakat sisa semen seharga Rp. 400.000.- per Meter kubik.
Revo Harahap tokoh masyarakat Desa Kelesa menjelaskan kepada Indigonews hampir setiap hari para sopir mobil molen atas perintag Deddy menumpahkan semen cor kelokasi yang dipesankan oleh warga yang sudah memberikan uang sesuai pesanan, baik mengecor lantai rumah maupun halaman depan rumah, Senin (24/12/2018).
Tambahnya, penjualan semen cor beton rigit oleh Mandor dan sopir sudah berlangsung lama, hanya saja karena sifatnya tertutup sehingga tidak diketahui perlakuan PT. MAM yang secara terang dan nyata menjual semen cor rigit itu kepada pihak luar, padahal semen cor beton rigit itu peruntukannya hanya untuk pembangunan cor jalan lintas timur yang diprogramkan pemerintah pusat.
Tambahnya, dia sudah beberapa kali memperingatkan pihak PT. MAM yang berkantor di Desa Kelesa sekaligus sebagai lokasi pengadukan semen cor beton rigit, namun pihak PT. MAM pimpinan mandor lapangan Deddy menepis penjualan semen cor beton rigit itu ke masyarakat.
“Yang diberikan ke warga itu hanya sisa dari hasil tuangan cor badan jalan yang sudah bercampur air,” ujar Deddy yang ditirukan Revo Harahap.
Padahal, sebagaimana yang beberapa kali disaksikannya saat sejumlah truck molen pengangkut semen cor beton rigit itu di halaman rumah warga, sepertinya para supir sengaja menyisakan semen cor beton didalam molennya yang banyaknya sekitar 1 meter kubik dan menjualnya ke warga yang membutuhkan, nilainya jelas dan disaksikannya Rp. 400 ribu per M3 saat diserahkan dan diterima supir, bahkan Revo sempat mau dikeroyok supir saat mengambil dokumentasinya dengan HP.
Mandor lapangan, Deddy saat dikonfirmasi melalui selulernya kemarin mengatakan, semen cor beton rigit yang dituangkan ke sejumlah rumah warga itu merupakan sisa dari tuangan cor badan jalan yang sedang dilakukan pengerjaan cor beton rigit.
“Kami tidak menjualnya pak, tapi itu diberikan secara Cuma Cuma ke warga dan sudah bercampur air,” kilah Deddy.
“Kalaupun ada warga itu memberikan sejumlah uang kepada supir, itu hanya untuk uang rokok saja, tapi bukan menjualnya, semen cor itu sudah bercampur air dan sebagai bentuk pencucian molen agar tidak lengket, kalau ada penjualan semen cor rigit itu ke warga memang tanpa sepengetahui mandor” ujar Deddy lagi.
B Simbolon selaku pengguna semen cor beton rigit di Desa Kelesa ditemui awak media ini kemarin mengatakan, memang dia membeli dari sejumlah supir truck molen untuk pengecoran halaman rumahnya dan cor pondasi meteran penjualan minyak bensin miliknya.
” Tapi harganya tidak ada ditetapkan oleh supir,” kata B Simbolon yang minta untuk tidak diberitakan.
Sembari marah marah, B Simbolon bersama istrinya, “Kami kan beli semen cor beton rigit ini, bukan mencurinya, kenapa wartawan yang jadi keberatan, saya tidak terima kalau permasalahan ini dimuat di media, karena akan saya tuntut,” tambah B Simbolon bersama istrinya dengan nada kasar dan marah. Jumari
Discussion about this post