Siantar (Indigonews) – Tudingan penyebab longsor di jembatan Sidua Dua, Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut, dihubungan dengan usaha pertanian di Sitahoan, Nagori Sipangan Bolon, dipastikan “hoax” dan tidak mendasar.
Hal itu dikatakan Rudi Malau, selaku pelaksana lahan pertanian yang dimiliki Lilis Siryani Daulay, pihak yang dihubung- hubungkan terkait longaor tersebut.
“Bagi kami pemberitaan itu adalah hoax. Karena jarak antara jembatan dengan lokasi pekerjaan sekitar 15 kilometer dan bisa dibuktikan dengan langsung terjun kelokasi,” ungkap Rudi Malau salah satu cafe sekitaran Jalan Pdt M.H Sitorus, Kecamatan Siantar Barat, Kota Siantar, Rabu (16/1/2019).
Disesalkannya, dalam berita dikatakan berita longsor di Sidua – Dua, dihubungkan dengan usaha di Sitahoan dengan gambar tempat penyimpanan bekas kayu Lilis Daulay di Siantar, dilanjutkan Rudi, tidak ada hubungan.
“Itu usaha pengimasan untuk ladang. Kita juga sudah panen,” ungkapnya.
“Yang di Siantar bukan gudang. Itu hanya sempengan atau bekas kayu. Untuk hal ini sudah ada upaya hukum ke Poldasu,” ucapnya. apalagi pemberitaan yang mengaitkan usaha mereka dengan banjir di jembatan Sidua-dua tak ada konfirmasi dengan mereka.
Masih Rudi Malau melanjutkan, akibat pemberitaan yang mengaitkan mereka, pihak terkait sudah turun ke TKP.
“Dan ternyata daerah longsor itu lahan putih dan merupakan perkampungan serta milik pribadi,” bebernya lagi.
Mengenai pengeroyokan oknum wartawan, lanjut Rudi Malau, sama sekali tak ada hubungannya dengan Lilis Daulay.
“Bisa kita chek kalau kakak itu (Lilis,red) sedang berada di Jakarta. Jadi kita tidak tahu apa-apa dan tidak ada hubungannya dengan kita mengenai penganiayaan itu,” ungkap Rudi Malau.
Ditanya mengenai mobil berlogo oknum OKP yang dipakai saat peristiwa pengeroyokan itu terjadi, Rudi Malau menegaskan kendaraan tersebut sering digunakan untuk kegiatan sosial.
“Itu (mobil,red) dipakai untuk sosial. Bukan hanya di Kecamatan Siantar Barat, mobil itu juga dipakai ke daerah lainnya,” tambah Rudi Malau.
Ditimpali Daud Sihotang selaku Humas Pemuda Pancasila (PP) Kota Siantar, menegaskan tidak ada perintah atau mobilisasi terkait peristiwa itu.
Bahkan, PP Kota Siantar sendiri sangat menyesalkan terjadinya peristiwa itu. “Kembali saya tegaskan jika tindakan mereka tidak membawa nama organisasi,” sebut Daud.
Bahkan pasca peristiwa itu, Ketua PP Kota Siantar Ronald Tampubolon kata Daud memberi perintah agar koperatif dan menyerahkan kasus ini agar diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Kita tidak membenarkan tindakan aksi premanisme. Makanya kita langsung berkordinasi dengan pihak kepolisian pasca peristowa itu,” imbuh Daud.
Ditekankan Daud, terkait peristiwa pengeroyokan itu, pihaknya sudah membentuk tim investigasi.
Dan tentu saja akan ada sanksi tegas bagi setiap kader yang melakukan perbuatan diluar ketentuan organisasi. Red
Discussion about this post