Tobasa (Indigonews) – Adanya sejumlah mantan Eksekutif dan Yudikatif mencalonkan sebagai anggota Legislatif (Caleg), baik tingkat Propinsi maupun tingkat Pusat menjadi bahan perbincangan di tengah-tengah masyarakat Tapanuli saat ini.
“Kita bukan menganggap saingan kepada mereka para mantan Eksekutif maupun Yudikatif, akan tetapi kita mempertanyakan sumber dana yang mereka pergunakan dalam pencalegkan darimana, hasil dugaan korupsikah sewaktu menjabat, atau hasil dugaan pemerasankan juga sewaktu menjabat sebagai APH ?” Tanya Asmadi Lubis SH.MKn Caleg DPR RI Davil Sumu II partai PKB Nomor Urut 4 kepada Indogonews baru-baru ini melalui selulernya.
“Saya mempertanyakan itu, dimana masyarakat agar mengetahui bahwa pihak Eksekutif dan bahkan Yudikatif darimana mendapat uang banyak, sebab mereka selaku pihak Eksekutif dan Yudikatif telah tertera besaran gaji maupun tunjangan yang mereka dapat perbulannya, namun yang jadi pertanyaan, dari mana dana yang dipergunakan Pencalegkan dengan besaran milliaran rupiah selama pencalonan kedua periode saat ini” tandasnya.
Lanjut Asmadi, Untuk itu harapan kepada pihak Komisi Pemberantasan Korupsi agar segera melakukan penelusuran terkait anggaran yang di pergunakan para mantan pihak Eksekutif maupun Pihak Yudikatif yang ikut sebagai Calon Legislatif tingkat Propinsi maupun Pusat dari Davil Sumut I,II dan III, karena ada dugaan tindak pidana pencucian uang disana dan juga tindak pidana gratifikasi.
Hal senada diutarakan Hengky Pasaribu yang juga warga Kabuapten Tapanuli Utara kepada Indigonews Selasa (05/02) mengatakan “periode yang akan berakhir cukuplah untuk kita, bahkan pilihan kepada anggota DPR RI yang masih aktif saat ini dari Sumut II cukuplah saat ini, dimana kita melihat kinerjanya sebagai wakil rakyat yang duduk di Senayan ” Nihil sama sekali, hanya tidur dan berbohong saja”.
“Gaji sudah besar di DPR RI, kenapa masih mau korupsi anggota DPR RI, DPRD Propinsi maupun DPRD Kabupaten ini ya..,, apa masih banyak pinjaman yang belum tertutupi, atau karena banyaknya biaya kenakalan diluar sewaktu Bimtek sehingga nekat melakukan korupsi?” tanya Hengky.
Tambahnya, Dirinya komitmen akan memilih Caleg yang baru pada tingkat DPR RI Pusat dan menilai serta melihat Caleg yang tegas dan pro kepada rakyat, bukan pro kepada proyek.
“Kita salah memilih, akan menderita lima tahun kedepan” tutup Hengky. Freddy Hutasoit
Discussion about this post