Taput | Indigonews – Pengusaha muda bergerak dibidang pengadaan hotmix, Pautan Simanjuntak saat ini juga memberikan perhatian khusus dalam bidang pertanian, pada khususnya comudity pertanian bawang putih, bawang merah serta kentang dan wortel.
Akan tetapi Pautan Simanjuntak tidak hanya ingin mementingkan kepribadiannya, namun juga ingin mendongkrak hasil pertanian masyarakat melalui persiapan pembangunan Terminal Penampungan Hasil Comudity Pertanian (TPHCP) di Silangit Siborongborong.
“Kita sungguh kasihan melihat para petani yang selalu dilema dalam harga comudity pertanian, dimana setelah kita mengetahui harga komudity yang sebenarnya dalam harga pasaran, timbul dalam benat saya untuk membantu masyarakat untuk memasarkan harga comudity melalui secara langsung ke Pusat, sebab kualitas daya saing hasil pertanian kita dari Sumatera Utara pada khususnya dari Tapanuli tidak kalah dari daerah Pulau Jawa” terang Pautan Simanjuntak kepada Indigonews, Selasa (26/2/2019).
Tidak hanya itu, Pautan juga mengajak petani mengelola lahan masyarakat dari lahan tidur menjadi lahan produktif, dengan catatan masyarakat pemilik lahan juga harus ikut serta bekerja mengelola lahan menjadi produktif dan sebagai pengusaha siap menampung hasil pertanian, namun sebelumnya akan membuat perjanjian kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan.
“Disamping itu atas kerja sama dengan pihak petani, kita juga akan mempersiapkan bibit-bibit tanaman unggul melalui pembibitan yang di sediakan oleh para petani ahli kita,serta rutinitas pemaparan atau penyuluhan yang selalu disampaikan kepada para petani yang bekerja sama dengan kita” tutup Pautan.
Hal lain yang di sampaikan dokter ahli Pertanian yang juga Pengusaha Pertanian, Pieter Tangka kepada Indigonews mengatakan,Tapanuli merupakan wilayah agraris, dimana sebagian besar penduduknya kerja di sektor pertanian (80 persen), sumber pendapatan penduduknya justru bersumber dari sektor pertanian. Hal ini berkaitan dengan salah satu permasalahan yang dihadapi para petani di Tapanuli ini khususnya masalah pemasaran comoditas pertanian.
Para petani masih melakukan sistem pemasaran yang tradisional, ada ketimpangan peranan antara para petani dengan pelaku pasar lainnya, petani masih sulit melepaskan diri dari keterkaitannya dengan para tengkulak, petani seringkali menjadi pihak yang hanya memperoleh bagian yang sangat kecil dalam sistem pemasaran.
Permasalahan tersebut akan sangat berkaitan dengan efisiensi dan sistem tataniaga yang ada dalam pemasaran komoditas pertanian di wilayah tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu kajian dan penelitian tentang tataniaga dan efisiensi serta perumusan strategi untuk perbaikan efisiensi tersebut.
“Untuk itu atas kerja sama dengan Pak Pautan Simanjuntak yang memberikan perhatiannya dalam bidang pertanian ini, kita akan melakukan menjaga kestabilan harga melalui komuditas pemasaran harga Comudity tingkat Nasional atau Pusat, dan sebelumnya kita akan membangun terminal penampungan hasil Comudity pertanian yang sudah di tentukan sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga pergerakan para tengkulak tidak sembarangan melemparkan harga komudity, sehingga tercapailah peningkatan kesejahteraan masyarakat petani di Tapanuli ini” Cetus Pieter Tangka. Freddy Hutasoit
Discussion about this post