Indigonews | Siantar – Golput, atau dikenal dari sebutan Golongan Putih, mendapat komentar dari Andika Prayogi Sinaga. Bagi kaum milineal ini, dikatakan Golput bukan pilihan, terutama bagi kawula muda,
Bagi pria yang akrab disapa Yogi, golput itu di ibaratkan kawula muda yang tidak gaul dan melenceng dari jati dirinya sendiri.
“Buat apa negara menganggarkan dana begitu besar buat pesta demokrasi untuk tanggal 17 ini, jikalau masyarakatnya tidak ingin berpesta,” ucap Calon Legislatif dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) nomor urut 4, Daerah Pemilihan 1, untuk Kecamatan Siantar Barat dan Kecamatan Siantar Utara, kepada kru media, Senin (1/4/2019).
Anak dari pasangan Anggiat Sinaga dan ibu Lilis Suryani br Daulay ini, menegaskan keterpanggilan dirinya untuk maju sebagai calon legislatif dari Partai Hanura, bukan hanya meramaikan saja. Tapi, Yogi bersedia menjadi jembatan bagi kaum milenial menyalurkan aspirasi untuk kemajuan bangsa dan negaranya, khususnya Kota Pematangsiantar.
“Wahai saudaraku, Golput itu bukan pilihan saudaraku, golput itu tidak gaul. Golput itu tidak menunjukkan karateristik bangsa Indonesia, apalagi tanggal 17 April itu pesta kita, kepentingan bangsa kita 5 tahun ke depan,” ujur Ketua pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar Siantar, juga mengajak jajaranya di organisasi kepemudaan.
Bagi Andika Prayogi Sinaga, wakil rakyat yang terpilih nantinya dalam pesta demokrasi, harus bersedia menanggung beban dari rakyat. Pasalnya, rakyat yang sudah mempercayakan calonnya, harus mencurahkan segala tenaga dan pikiran, karena calon itu sudah milik rakyat, tidak pribadi sendiri lagi.
“Saya mengajak semua elemen masyarakat, kaum milenial, organisa Pemuda Pancasila yang saya naungi, jangan golput, luangkan waktu ke TPS,” kata bapak 4 anak, suami dari Indah Lestari ini.
Dalam perbincangan santai dikediamannya, Jalan Gunung Simanuk- Manuk, Kelurahan Teladan, Kecamatan Siantar Barat, Yogi mengaku dalam perjalanan meniti kariernya tidak mudah. Pria mudah senyum ini, mengenang pernah bekerja sebagai buruh kasar dan pengangguran ketika dimasa- masa sulit. Namun baginya, perjalanan karier bagi Yogi, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
“Disaat terpuruk, saya percaya bisa bangkit dari keterpurukan. Tidak lah mudah bangkit, harus ada dorongan dari diri kita sendiri kalau kita percaya bisa bangkit. Apa yang menjadi milik kita sekarang, itu semua titipan dari Allah, kita pergunakan sebaik mungkin dan bisa dirasakan banyak orang. Tapi harus semampu manusia itu, jangan berlebihan, karena apapun yang berlebihan, hasilnya dikemudian hari tidak bagus,” papar Andika Prayogi Sinaga.
Di akhir perbicangan, Yogi berpesan, kedepannya akan menyediakan tempat berupa bangunan untuk menampung kreasi- kreasi kaum milenial yang ingin menyalurkan keterampilannya dan dapat dijadikan ekonomis. Karena menurut Yogi, kreasi anak muda itu tidak kelihatan, karena tidak ada bagi mereka yang menyediakan tempat.
“Saat ini sudah kita lakukan, banyak kawula muda sudah kita berdayakan yang memiliki keterampilan. Saat ini, mereka kawula muda itu sudah dapat menyalurkan kerasinya dan memberikan penghasilan. Tentunya itu sangat dibutuhkan bagi kawula muda itu dan buat keluarganya yang telah berkeluarga,” beber Yogi mengakhiri. Red03




Discussion about this post