Simalungun – Warga kebun Tinjowan, Kecamatan Ujung padang merasa kesal akibat proyek milik Dinas PU PR telah dibangun, yang mengakibatkan banjir saat hujan turun, dan tidak dapat dilalui jalan masuk keluarnya ke perumahan.
Proyek yang menelan Rp 13 Miliar, peningkatan jalan tersebut, meresahkan akibat kurang perencanaan dalam membangun tembok penahan dikawasan rumah penduduk, meskipun sudah digali menggunakan Eskapator.
“Kok bangun tembok penahanlah dibangun dikawasan rumah penduduk bang, Percuma digali pakai Eskapator dan seharusnya parit yang dibangunnya. Warga perumahan sinipun bingung mau masuk dan keluar. Malah jadi ditengah kebun sawit yang dibangun paritnya” kesal seorang warga berinisial S juga merupakan karyawan, kamis (13/6/2019).
Dia juga menuding, pekerjaan tembok penahan yang selesai dibangun, terkesan proyek abal-abal atau asal jadi, dan menurutnya kembali, mudah dirubuhkan dengan menggunakan tenaga kaki.
“Lihatlah itu bang, asal dibangun temboknya, ditendang pakai kaki saja tumbang itu. Campurannya semen dan pasir saja sudah kulihat saat mereka bangun, untung ada orang abang datang kesini, biar diberitakan dulu,” ujarnya.
Pantauan dilokasi, saluran parit yang telah selesai dibangun,mengalami keretakan pada dinding dan lebar atas. Bungkusan semen yamg terletak sepanjang saluran parit menggunakan semen tipe PCC dengan berat 40 kg.
Ali Damanik, PPK(Pejabat Pembuat Komitmen) Peningkatan Jalan Di Tinjowan menjelaskan akan melakukan pengecekan dilokasi pekerjaan.
“Ntar ak ke lapangan dl bg, liat yg mana ttik yg d mksud” katanya melalui Whatsappnya.
Sebelumnya, pada pembangunan jembatan, pemasangan besi yang dililit kawat untuk pengecoran, jarak besi ditemukan tidak bervariasi. TPanjaitan
Discussion about this post