Taput – Pembangunan saluran Irigasi Sidilanitano yang berbiaya Rp.14 Milliar bersumber dari Kementerian PUPR sangat di pertanyakan, dalam pemasangan campuran batu, pasir dan semen dinilai tidak sesuai spesifikasi yang sudah di tentukan di Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
Pasalnya yang terjadi di lokasi dalam pemasangan, bahwa pembersihan batu tidak dilakukan, sehingga batu bercampur tanah, pasir dan batu, sehingga tembok pinggiran irigasi terkelupas.
Demikan halnya di sampaikan oleh B. Pasaribu salah seorang masyarakat yang merupakan ahli dalam pengerjaan bagunan Irigasi kepada Indigonews di Desa Lumban Tonga-Tonga Kecamatan Siborongborong, menyayangkan pekerjaan yang juga kurang pengawasan, Sabtu (24/8/2019).
“Jelas tidak ada kualitas bangunan apabila mengandung campuran tanah,dimana kita melihat campuran semen dengan pasir dan batu di barengi dengan tanah,sehingga dingding tembok saluran irigasi terkelupas” cetusnya.
Lanjut B Pasaribu, oleh karena itu, campuran semen juga di pertanyakan, sebab kubikasi pasir dengan batu dengan semen sangan diragukan, sehingga berdampak akan semakin cepat terkelupas oleh air nantinya.
Seorang pengawas proyek dari Kementerian bermarga Tambunan dilokasi kegiatan, saat di konfirmasi mengatakan akan melakukan cek lapangan.
”Nanti kita cek kelokasi dimana fisik bangunan tersebut terkelupas, sebab tadi malam saluran itu banjir karena hujan sangat deras, sehingga sebagian lantai saluran irigasi terkena lumpur, akhirnya kita perintahkan agar dibersihkan” terangnya sambil melangkah menuju lokasi kegiatan.
Pelaksana kegiatan, EndiManalu saat dikonfirmasi melalui selulernya bebera kali enggan mengangkat dan menjawab pesan singkat (SMS).
Pantauan Indigonews di lokasi kegiatan, banyaknya kegiatan pembangunan yang hancur, bahkan pemasangan lantai hancur karena dampak campuran semen, pasir dan batu yang tidak sesuai dan juga karena dampak banjir. Freddy Hutasoit





Discussion about this post