Jawa Barat – Perwakilan Rektorat UNSIL, Permana Menyampaikan ia tidak akan segan – segan putuskan kontrak pekerjaan pemenang tender, bila benar sipemenang tender proyek tersebut telah menjualnya kepada PT lain.
Jawaban itu disampaikan Permana ketika team investigasi dan liputan bersama rekan LSM meminta klarifikasi di ruangan kantor rektorat UNSIL saat ditanyai terkait adanya dugaan pengunaan tenaga preman di lapangan tempat proyek pembangunan UNSIL.
Informasi didapat preman berinisial D diduga sengaja digunakan atau disewa rekanan untuk menakuti tim imvestigasi dalam melalukan pengawasan dan pencegahan tindak korupsi.
Namun, hal indikasi tersebut di bantah oleh pihak rektorat universitas Siliwangi namun menjelaskan orang tersebut adalah orangnya pelaksana.
Permana juga mengatakan bahwa satpamnya juga adalah warga setempat di tempat pelaksanaan pembangunan UNSIL DUA kecamatan Tamansari, Tasikmalaya Kota, Provinsi Jawa Barat.
Permana juga menambahkan tidak mungkin pengerjaan proyek tersebut di sub kan lagi ke perusahaan lain oleh pemenang tender, apa bila benar seperti itu, pihaknya tidak akan segan-segan untuk memutuskan kontrak.
“Kalau ada yang butuh informasi terkait pembangunan unsiL dua silahkan datang, kalau perlu kelapangan ya saya pribadi antar, cuman saya dari sini ada teman saya dari sini mengantarkan bapak-bapak bila mau melakukan investigasi media” pesan Permana.
Team awak media mencoba meminta agar pelaksana atau pemborong untuk dipertemukan, namun Permana seakan tak bersedia dan menjelaskan tidak ada kewajiban.
“Hanya saya akan menghimbau pada mereka siapapun yang datang kalian harus terima baik dan bila ada yang minta informasi berikan dan kalau perlu bapak-bapak ukur benar nggak ukuran pasangannya, saya dengan senang hati, silahkan, saya juga mengawasi dengan anak-anak mahasiswa supaya independen” jelasnya.
“Silahkan untuk mengawasi semua stekholder boleh, bapak mau membiayai investigator dari ITB darimana juga silahkan. Saya akan menjaga proyek tersebut sesuai kontrak” tambahnya.
Namun Permana terlihat geram saat team menanyakan ucapan melibatkan mahasiswa dan bila kelalaian tidak adanya pengawasan ekstra pada proyek.
“Janganlah berkata seperti itu kalau tidak diawasi berarti bapak lalai, janganlah tiap orang punya persepsi yang berbeda beda kita sederhanakan saja kalimat mengawasi bisa kita perhalus, kita saling mengingatkan, bersilaturahmi, kalau ada yang perlu diklarifikasi kita klarifikasi, saya kan sudah welcome, model yang tadi anda wa saya jawab dan wa saya nggak pernah saya sortir dari Sabang sampai Merauke” tutup Permana. Lamhot Siadari





Discussion about this post