Humbahas – Pembangunan embung serbaguna tembok Siteni Hoda di Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan yang berbiaya Rp. 3.675.523.255,95 terindikasi di Mark-Up fisik kegiatan, pasalnya kegiatan tersebut hanya di kerjakan selama kurang lebih 2,5 bulan hal itu di sampaikan Osborn Siahaan selaku Ketua LSM Pijar Keadilan Sumatera Utara kepada Indigonews, Rabu (2/10/2019).
“Apabila kita melihat secara langsung fisik yang dikerjakan,apakah pagu proyek menghabiskan anggaran sebayak demikian dengan fisik bangunan kurang lebih 20% fisik penembokan, selainnya hanya pengerukan tanah pembuatan tembok tanah, saya rasa kegiatan ini banyak Mar-Up’nya” cetus Osborn.
“Apabila secara hitungan pemakaian alat berat, dua Escavator dan satu unit Doserr, apabila kita hitung biaya sewa atau operasional alat berat paling menghabiskan biaya Rp 140 juta dalam waktu masa bekerja 2 minggu, dengan hitungan Rp 300.000 per jam untuk ketiga alat berat selama 10 jam per hari selama dua minggu bekerja” terang Osbor Siahaan.
Lanjut Osborn, sebagian juga para pekerja dalam proyek pembangunan Embung tembok Sitenihoda adalah siswa STM Lintong Nihuta dan terindikasi bahwa siswa yang bekerja tidak menerima upah kerja dan ada indikasi kerja sama pihak perusahaan dengan kepala sekolah STM Lintong Nihuta.
“Untuk itu kita akan menjumpai pihak BWS Wilayah II dan juga menyurati Kementerian PUPR, agar sejumlah pembamgunan Embung dan pembangunan Irigasi diwilayah Tapanuli agar serah Terima Pertama atau Provisional Hand Over ( PHO ) dipending dulu, dimana ada indikasi penyimpangan dan Mark-Up dalam pelaksanaan pekerjaan” terang Osborn.
Pelaksana kegiatan pembungunan Embung Tembok Siteni Hoda bermarga Sianturi kepada sejumlah awak media mengatakan pembangunan ini telah rampung atau selesai dikerjakan tinggal hanya menyisip saja.
“Selanjutnya kami akan berangkat ke Nias Selatan dalam kegiatan selanjutnya” jelasnya.
Sianturi mengakui bahwa sebagian yang bekerja di pembangunan embung adalah siswa STM Negeri Lintong ni Huta dan tidak memberikan upah kepada mereka (Siswa), sebab ini atas permintaan kepala Sekolahnya.
“Benar, sebagian pekerja kita adakah Siswa STM Negeri Lintong Nihuta, itupun kita tidak memberikan upah, lantaran kepala sekolahnya yang mengantarkan mereka ke proyek pembangunan embung ini” ujar Sianturi. Freddy Hutasoit





Discussion about this post