IGNews | Taput – Tiga wartawan media online, D. Nainggolan, Patar Lumbangaol dan Maju Simanungkalit diduga dicoba dijebak oleh camat Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Selasa (24/12/2019).
Kronologis kejadian bermula dari pemberitaan Patar, terkait adanya dugaan Pungli yang dilakukan oleh Camat Parmonangan Junjungan Silaban kepada Kepala Desa sekecamatan Parmonangan.
“Camat Parmonangan tersebut berulangkali menghubungi Patar agar datang kerumahnya yang berada disekitaran komplek SMU Negeri 2 Siborongborong” ungkap ketiga wartawan kepada Indigonews.
Merasa untuk klarifikasi pemberitaan, Patar memenuhi undangan Junjungan Silaban dengan mengajak rekan seprofesinya Nainggolan dan Maju S.
Sesampai dirumah Camat setelah makan nasi dan suguhan kopi, ternyata Camat bukan klarifikasi berita. Namun meminta agar berita tersebut yang telah terpublikasi di media online dihapus.
Mendengar permintaan tersebut, Patar dan kedua teman wartawannya agak terkejut dan heran akan permintaan Camat Parmonangan Junjungan Silaban.
Kendati demikian, Patar memberi solusi bahwa untuk menghapus pemberitaan yang sudah terbit bukanlah wewenangnya. Itu merupakan wewenang redaksi.
“Kalau untuk penghapusan berita langsung saja keredaksi” jawab Patar.
Dan yang anehnya, saat diskusi penghapusan berita. istri dari Camat tersebut merekam (memvideokan.red) keadaan tersebut dengan menggunakan ponselnya.
Sadar situasi dengan istri camat yang merekam, Nainggolan juga ikut merekam dengan video situasi pertemuan tersebut. Melihat hal itu, Patar dan Maju S memperingati istri camat agar tidak merekam.
“Sebenarnya kita sedang ngapain disi, ibu kok merekam” tegur Patar.
Dan tiba tiba saja Junjungan Silaban beranjak kebelakang mengambil bungkusan plastik berisi uang. Sembari meletakkan bungkusan berisi uang tersebut dimeja, Camat menyuruh Istrinya mendokumentasikan dengan foto.
“Foto..foto” perintah Camat kepada istrinya.
Bahkan Camat dengan nada tinggi menuduh ketiga wartawan tersebut telah melakukan pemerasan. Melihat gelagat itu ketiga wartawan pamit, namun dihalangi oleh camat dan istrinya. Bahkan dua orang putrinya menghadang pintu.
Situasipun memanas, Camat dan wartawan perang mulut dan camat dengan arogannya tetap menuduh wartawan memeras.
Dan tidak lama berselang atas panggilan camat dua orang personil Polsek Siborongborong datang yang disusul oleh Hutabarat wartawan salah satu media online juga atas panggilannya.
Selanjutnya kedua polisi tersebut menanyakan situsasi sebenarnya kepada ketiga wartawan dan Camat Parmonangan.
Ketiga wartawan dan Junjungan Silaban menjelaskan sejelas jelasnya. Akan tetapi Camat tetap pada pendapatnya bahwa wartawan melakukan pemerasan dan harus diselesaikan di ranah hukum.
Mendengar penjelasan dari kedua belah pihak dan permintaan camat harus keranah hukum, kedua polisi tersebut menyarankan agar masalah ini dibawa kepolsek atau ke Polres
Dan saat akan beranjak, kembali Junjungan Silaban menghadang dengan mengatakan ketiga wartawan harus jalan kaki ke kantor Polisi dan harus diiringi warga. Mendengar permintaan dari Junjungan Silaban, salah seorang personil polisi menegur Camat Parmonangan tersebut.
“Tidak boleh begitu pak.. kalau tidak bapak aja yang jalan kaki, kami naik mobil” ujar Polisi tersebut.
Kembali suasana memanas, Junjungan marah marah bahkan mengutuki wartawan namun ditanggapi santai oleh ketiga wartawan.
Suasana mulai agak reda setelah kanitres Polsek Siborongborong IPTU Hitler Hutagalung datang dan dua orang wartawan lain, namun sikap arogansi Junjungan masih tetap mencak mencak.
Setelahnya ketiga wartawan yang merasa dihina dan dijebak serta dikriminalisasi menyebutkan akan buat laporan kepolisi.
“Nanti kita koordinasi dengan Polres Tapanuli Utara bagaimana untuk buat laporan polisinya” ujar Patar yang diamini Nainggolan dan Maju S.
Ketiganya merasa Camat Parmonangan sengaja membuat jebakan kepada wartawan agar seakan akan terjadi pemerasan.
“Kami merasa camat membuat jebakan, agar seakan akan terjadi kasus pemerasan” ujar ketiganya.
Selain itu mereka beranggapan Camat Parmonangan mencoba menyuap Wartawan dan profesi wartawan telah dihina oleh Camat Parmonangan Junjungan Silaban.
Camat Parmonangan Junjungan Silaban saat dikonfirmasi Indigonews atas kebenaran upaya penjebakan dan suap terhadap sejumlah wartawan di kediamannya dan berapa jumlah uang yang diambil Camat dan diletakkan di meja.
“Roma jo ketua i tu jabutta (datanglah dulu ketua itu ke rumah kita.red)” jawab Camat melalui pesan singkatnya (SMS). Freddy Hutasoit





Discussion about this post