IGNews | Jakarta – Lahan monumen tugu Monas saat ini dalam tahap pembangunan sirkuit dan dijadwalkan tanggal 6 Juni 2020 mendatang telah siap gelar Formula E jakarta E – Prix yang awal pertama digelar pada Tahun 2014 silam.
Wacana Formula E Jakarta E – Prix akan dilaksanakan setiap hari Jumat dan Sabtu guna menghindari bentrok jadwal Formula 1 dan MotoGP yang selalu dilaksanakan hari Minggu.
Strategi ini diharapkan membuat jumlah penonton FE di seluruh dunia di sirkuit maupun di televisi dari tahun ke tahun meningkat.
Memilih Monas karena setiap race pada Kejuaraan ABB FIA Formula E yang digelar di sebuah kota senantiasa menampilkan icon kota tersebut. Nah, icon paling terkenal di Jakarta adalah Monas.
Kenapa harus di tengah kota dan berbentuk sirkuit jalan raya, supaya memberi kemudahan kepada masyarakat untuk menontonnya dan dengan harapan merek
lebih banyak datang ke Monas menggunakan kendaraan umum sehingga membantu mengurangi
emisi karbon. Itu sejalan dengan kampanye lingkungan bersih yang digelorakan oleh FE.
Perlu diketahui panjang Sirkuit Monas 2,588 km, berputar searah jarum jam, dan memiliki 12 titik tikungan (8 kanan, 4 kiri). Sudah dipastikan area Monas layak dijadikan tempat dibangunnya sirkuit bertaraf internasional.
Kajian mendalam telah dilakukan oleh Formula E melalui tim arsitek yang selama ini dikenal sebagai
perancang sirkuit sirkuit balap modern, Tilke Engineers and Architects.
Bersama FIA, mereka telah menelaah segala hal dan memastikan bahwa kawasan di sekitar tugu Monas sangat layak untuk dijadikan sirkuit jalan raya kelas dunia.
Lama proses membangun Sirkuit Monas akan dilakukan tak lama lagi. Proses sejak pengaspalan, pembuatan pagar, hingga membangun tribun tribun penonton memakan waktu sekitar tiga bulan.
Proses terakhir adalah homologasi atau semacam sertifikasi yang akan dilakukan dan diberikan oleh FIA. Batu batu alam (cobble stone) yang ada di Monas nanti dibuang dan diganti aspal semua. Alasanya pengembang punya dua pilihan, pelapisan sebagian cobble stone dengan aspal atau membongkar semua cobble stone lalu diganti aspal baru secara permanen.
Dari sisi efektivitas pengerjaan, pelapisan lebih mudah dan cepat.
Sementara untuk pembongkaran butuh waktu lebih lama.
Saat ini pilihan adalah pelapisan sebagian cobble stone, tepatnya di area area dimana jalur trek, tribun, pit dan paddock berada.
Teknologi yang sudah maju membuat lapisan aspal sementara itu bisa segera dilepas setelah event sehingga cobble stone akan kembali seperti semula.
Kecepatan maksimal yang bisa dilakukan di Sirkuit Monas dalam simulasi yang dilakukan oleh tim perancang Tilke, angkanya bisa menyentuh 220 km/jam dengan lokasi sebelum Tikungan 7.
Durasi balapan di Monas berbeda dengan F1 yang memakai jumlah lap, Formula E memakai patokan waktu. Di semua event termasuk
Jakarta E – Prix nanti, durasi lombanya adalah 45 menit +1 lap. Jadi total sekitar 47 menit.
Lama kontrak Jakarta E – Prix di lakukan selama lima tahun, mulai 2020 dan berakhir di 2024.
Pembalap Indonesia atau local hero yang berlaga di Jakarta E – Prix nanti yang berlaga di level tertinggi balap mobil adalah Sean Gelael. Dari banyak sisi dialah yang paling memenuhi syarat untuk mendapatkan e-license atau SIM untuk bisa berlaga di FE.
Hanya, jadwal Jakarta E – Prix 2020 bentrok dengan jadwal F2 di Baku, Azerbaijan di mana Sean ambil bagian. Walau begitu, karena kontrak Jakarta berdurasi lima musim, bukan mustahil di tahun tahun mendatang Sean ambil bagian sehingga ada wakil Merah Putih di Jakarta E – Prix.
Kita bisa jadi bertanya jika tidak ada local hero, bukankah itu akan mengurangi daya tarik bagi penonton?, Sesungguhnya situasi di sekitar perhelatan FE itu sendiri adalah daya tarik yang besar.
Kita bukan hanya disuguhkan lomba yang susah ditebak siapa pemenangnya, namun juga bagaimana sustainable living atau hidup ramah lingkungan untuk masa depan dijalankan.
Selain itu ada pula E – Village yang merupakan area semacam fan zone. Di sana para pengunjung bisa melihat semua permainan khas Formula E, sambil makan minum, mendengarkan musik dan melihat pameran.
Pembalap dan tim yang ambil bagian sebanyak 24 pembalap dari 12 tim. Mereka, apakah pembalap maupun tim, berasal dari 13 Negara.
Bekas pembalap F1 yang ambil bagian di FE adalah Felipe Massa, Stoffel Vandoorne, Jean Eric Vergne, Brendon Hartley dan Pascal Wehrlein. Zeff





Discussion about this post