IGNews | Simalungun – Ada ada saja Pemerintahan Kabupaten Simalungun, saat pandemi Virus Corona (Covid- 19) melanda malah tanpa meminimalis perencanaan anggaran belanja malah membangun Wisma Karantina Fasilitas Khusus Covid- 19 di jalan lintas Pematangsiantar – Saribudolok, Batu 20 dan baru diresmikan, Senin (11/5/2020).
Namun lebih mencegangkan semenjak pelaksanaan proyek pembangunan gedung dan peningkatan jalan serta renovasi gerbang pintu masuk tidak pernah ada plank proyek dan seakan pagu anggaran sangat rahasia sehingga sangat tertutup, sesuai informasi proyek tersebut menelan anggaran miliaran rupiah.
Diketahui proyek terbagi beberapa kegiatan mulai perbaikan jalan masuk sekitar panjangan 1 KM, Pembangunan Ruangan Baru dan juga Renovasi beberapa Ruangan yang sebelumnya baekas Gedung Sekolah dan Kantor Dinas Sosial. Tapi yang paling unik warna cat atap seng warna merah sehingga banyak masyarakat mengaitkan politis.
Jauhari sebelumnya, pengakuan seorang kuli bangunan proyek dikelola Dinas PU Kabupaten Simalungun tetapi saat ditanyai lebih terperinci jangankan kuli bangunanya, seorang staff Dinas PU maupun Instansi vertikal yang terlihat ikut serta dalam proyek tidak bersedia memberikan informasi tetapi hanya menganjurkan langsung konfirmasi ke Kepala Dinas PU, Benny Saragih.
Dengan melihat perkembangan kasus Covid- 19 di Kabupatem Simalungun, banyak pertanyaan akan dugaan dipaksakanya pembangunan Wisma Batu 20 karena sejarah sebelumnya Gugus Tugas Penanganan Covid- 19 Kabupaten Simalungun banyak menetapkan masyarakat yang positif baik menjadi ODP atau PDP tetapi hasil akhirmya ada beberapa nama yang nota bene bukanlah penderita Covid- 19.
Syamp Siadari Ketua LSM Forum13 Indonesia menyayangkan kebijakan Pemerintah Kabupaten Simalungun dibawah kepemiminan Bupati JR. Saragih SH, MM yang telah membangun Wisma dan telah meresmikanya. Padahal sesuai informasi yang dihimpun banyak simpang siur akan besar anggaran Tim Gugus Tugas Covid- 19 Simalungun mulai pengadaan 2juta pcs masker, bantuan sosial baik berupa sembako yang dibungkus dengan tas warna merah, pembangunan RSUD Perdagangan dan pembangunan RSUD Parapat.
“Dengan dibangun dan diresmikanya Wisma di Batu 20 menjadi makin besarnya praduga bahwa terjadi penghamburan anggaran dan apakah sudah ratusan orang warga Simalungun yang terpapar Covid- 19, bukankah sudah ada RSUD Perdagangan dan Parapat yang telah rujukan khusus yang ditetapkan Gugus Tugas Covid- 19 Kabupaten Simalungun, cobalah kita berfikir untuk apa lagi dibuat Wisma?” Ungkapnya.
“Sisi lain disinilah kita sangat kecewa, kan masyarakat butuh makan bukan wisma atau makam. Apakah Kepala Dinas PU maupun Kadis Dinkes atau jubir Gugus Tugas berani transfaran akan anggaranya, seperti perbaikan jalan masuk gedung isolasi sepanjang 1KM, pembanunan ruangan baru dan renovasi ruangan lama serta pengadaan alat kesehatanya, saya minta Kadis PU Simalungun, sauadar Benny Saragih berani publis anggaran yang ditelan untuk Wisma Karantina” harapnya.
“Kita akan telusuri anggaran tersebut, karena sangat disayangkan saat Pemerintah Pusat meminimalis anggaran pengeluaran belanja malah Pemerintah Kabupaten Simalungun terkesan memaksakan anggaran besar dalam masa pandemi Covid- 19, sepertinya saya duga menjadi alibi untuk meraup untung” tutur Syamp.
Pertegas Syamp, sangat mirislah katanya Kabupaten Simalungun telah menerapkan informasi satu pintu yang langsung dari Dinas Kominfo dan Humas tetapi petingginya dikonfirmasi malah terdiam.
“Saya coba konfirmasi hal teraebut kepada sauara Akmal, saat saya telphone asanya lagi peresmian dan saya WA malah ga mau jawab. Tapi bukanya Kabupaten Simalungun menerapkan infomasi satu pintu?” tutupnya.
Namun, Kadis PU Simalungun sampai saat ini masih berusaha diminai keterangan untuk informasi walau dihubungi melalui selular tidak ada respon. Team





Discussion about this post