IGNews | Simalungun – Ratusan hektar areal produktif (Tanaman Menghasilkan) Perkebunan Teh kebun Sidamanik, Bahbutong, Tobasari sepertinya didug sengaja ditelantarkan. Hasil pantauan Indigonews dilapangan banyak menemukan areal produktif yang tahun tanamnya 2012 – 2015 tidak dirawat sehingga areal tersebut bagaikan hutan belantara, Kamis (15/10/2020).
Seyogianya areal tersebut sudah berproduksi maksimal, namun akibat tidak dirawat areal tidak pernah dipanen, padahal sesuai informasi didapat setiap per 3 bulan atau per 6 bulan adanya lelang perawatan tanaman menghasilkan.
Anehnya, Maneger Kebun setiap dikonfirmasi selalu terkesan menutipi kejanggalan tersebut dengan menjelaskan areal tersebut dalam tahap areal replanting atas tanaman teh yang sudah tua padahal sesuai pengakuan beberapa pekerja yang tidak bersedia namanya dipublis areal tersebut batu ditanam sekitar 5 tahun silam.
Ketika Indigonews menunjukkan foto areal Blok 013. F Afdeling 1 Sidamanik kepada Maneger barulah beliau mengaku lewat pesan WA kalau areal tersebut masih akan dikerjakan dan anggarannya sudah diajukan padahal sesuai informasi areal tersebut sudah masuk anggaran perawatan tiap bulanya.
Para pekerja pemanen yang merupakan karyawan tetap di PTPN IV dan pekerja pemanen yang disediakan Vendor berharap sekali agar areal itu dirawat kembali, mengingat sudah bertahun tahun harga panen mereka hanya sebesar Rp. 425,- akibat mutu hasil panennya tetap dibawah.
“Tidak termakan lagi gaji pemanen sekarang ini bang, dulu harga diatas Rp.500,- terusnya, sekarang sudah tidak pernah lagi segitu, malah lebih capek lagi sekarang kerjanya dibandingkan dulu” kata seorang pekerja panen kepada Indigonews. Barisman’S





Discussion about this post