IGNews | Simalungun – Lagi pekerja pemanen di kebun teh PTPN IV Bahbutong, Sidamanik dan Tobasari mengeluh karena mereka terpaksa memanen pucuk teh yang ditumbuhi rerumputan (Gulma.red) dan katanya tidak pernah dirawat.
Beberapa pemanen teh dijumpai saat panen di Blok A8 Afdeling III Bahbutong para pekerja panen menceritakan keluhannya yang cukup memprihatinkan.
“Bagaimanalah pak, kami terpaksa mengerjakan ini walaupun lebih banyak rumput dari pada pucuk teh, makanya harganyapun dibawahlah. Duaratusanlah perkilo padahal dulu harganya Limaratusan perkilo sudah setahun lebih kami gak pernah harga Rp. 500.- gara gara rumput ini pak” ungkap seorang dengan lesuh kepada indigosnews, Senin (19/10/2020).
Maneger Kebun Unit Teh Sidamanik, Bahbutong, Tobasari, Whin DP ketika di komfirmasi lewat WhatsApp tentang anggaran pemeliharaan areal yang akan dipanen tidak bersedia memberikan informasi.
Malah melalui Pesan WhatsApp Meneger Kebun Unit Teh kepada Redaksi Indigonews menyampaikan supaya menasehiti wartawan yang sedang bertugas, padahal acap kali awak media Indigonews bertamu ke kantor Meneger namun tidak pernah bersedi wawancara tetapi selalu dihalangi oleh seseorang berinisial RP belakangan diketahui berjabatan Asisten.
Kuat dugaan ada indikasi penyalahgunaan anggaran pemeliharaan di Kebun Teh, karena pada dasarnya setiap areal yang akan dipanen lebih dahulu dilakukan perawatan merumput diatas dahan pucuk yang akan dipanen ada pekerjaan MRDP sebelum masuk pemanen sekedar membuang rumput yang berdampingan dengan teh, namun kenyataannya areal panen tersebut tidak pernah dilakukan MRDP padahal anggarannya tiap tahun dianggarkan.
Para pekerja pemanen berharap sekali areal yang mau mereka kerjakan tidak ditumbuhi rumput semak belukar, agar yang mereka kerjakan bisa disesuaikan dengan upah regional, karena pengakuan para pekerja panen gaji mereka hanya cukup cukup makan. Barisman’S




Discussion about this post