IGNews | Siantar – IHK kota Pematangsiantar, pasa periode Oktober ditahun 2020 inflasi sbs 0,46persen (mtm) atau secara tahunan Inflasi sbs 1,21persen (yoy). Tekanan Inflasi pada periode Oktober berlanjut setelah pada periode September mengalami inflasi sebesar 0,29 persen (mtm) serta lebih tinggi dibanding historis inflasi di bulan Oktober selama 5 tahun terakhir yang secara rata-rata mengalami inflasi sebesar 0,40 persen (mtm).
Pemaparan diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat katanya adapun pada periode laporan, Provinsi Sumatera Utara mencatat inflasi sebesar 0.47 persen (mtm) atau secara tahunan Inflasi sbs 0,69 persen (yoy).
“Tekanan Inflasi pada periode Oktober disebabkan peningkatan harga Cabai Merah, Daging Ayam Ras, Bawang Merah dan Udang Basah. Komoditas Cabai Merah naik sebesar 42.43 persen (mtm) dengan andil Inflasi sebesar 0.28 persen, disusul kenaikan Daging Ayam Ras sebesar 10.20 prrsen (mtm) dengan andil Inflasi sebesar 0.09 persen. Komoditas Bawang Merah memberikan tekanan inflasi sebesar 13.49 persen (mtm) dengan andil Inflasi sebesar 0.08 persen dan Udang Basah memberikan tekanan inflasi sebesar 9.10 persen (mtm) dengan andil Inflasi sebesar 0.0 persen. Selain 4 komoditas diatas sepanjang Oktober 2020 komoditas lain yang memberikan andil inflasi adalah Cabai Hijau, Minyak Goreng, sawi putih/ pecay/ pitsai, cumi cumi, ikan asin teri, dan daging babi. Kenaikan harga cabai merah terjadi di beberapa daerah, hal ini disebabkan oleh tingginya curah hujan di beberapa daerah yang mempengaruhi berkurangnya pasokan cabai merah” bebernya.
Peningkatan tekanan inflasi dari komoditas cabai merah juga terjadi di 5 Kota IHK di Provinsi Sumatera Utara. Menurutnya, andil peningkatan cabai merah tertinggi terjadi di Kota Gunung Sitoli dan Kota Sibolga dengan inflasi masing masing sbs 0.52 persen dan 0.51persen, di susul Kota Padangsidimpuan dengan inflasi sbs 0.32 persen.
Dari sisi penahan inflasi pada bulan Oktober beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah komoditas sawi hijau, tomat, dan ikan tongkol. Ditambahkan, komoditas sawi hijau mengalami penurunan harga sebesar -40.74 persen (mtm) dengan andil sebesar -0.07 persen, di susul penurunan tomat sebesar -20,51 persen (mtm) dengan andil deflasi sebesar -0.06 prrsen, dan penurunan ikan tongkol sebesar -10.73 prrsen (mtm) dengan andil deflasi sbs -0.04 persen. Selain ketiga komoditas diatas, dijelaskan komoditas yang menahan inflasi sepanjang bulan Oktober lainnya adalah ikan lele, pepaya, telur ayam ras, jeruk, ikan dencis, jahe, dan buah naga.
“Berdasarkan kelompok pengeluarannya, Inflasi bulan Oktober disumbang oleh kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga yang masing masing mengalami Inflasi sebesar 2,61 persen (mtm) dan 0.29 persen (mtm) dengan andil masing-masing sebesar 0,44 persen dan 0.01 persen. Inflasi pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dan Perawatan pribadi dan jasa lainnya di tahan oleh kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang mengalami deflasi sbs -0.03 persen (mtm) dengan andil sebesar -0.0013 persen dipicu oleh menurunnya biaya pembuatan paspor” imbuh Edhi.
Secara disagregasi, masih menurutnya Inflasi pada bulan Oktober disumbang oleh Inflasi Volatile Food (VF) yang mengalami inflasi sebesar 1.91 persen (mtm), sementara Administred Price (AP) mengalami deflasi sebesar 0.02 persen. Adapun inflasi inti (Core Inflation) mengalami inflasi sebesar 0.04 persen (mtm).
Dapat disampaikan bahwa beberapa program pengendalian inflasi yang telah dilakukan selama bulan Oktober Tahun 2020 oleh TPID Kota Pematangsiantar, dijelaskan Edhi sebagai berikut, keikutsertaan dalam Rakornas TPID Tahun 2020 secara daring, pelaksanaan Monitoring dan Pemantauan ketersedian bahan Pokok di Distributor dan Gudang Bulog, dan juga pelaksanaan monitoring harga harian melalui PIHPS maupun Harga Disperindag. Rud





Discussion about this post