IGNews | Sumut – Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah akan berlangsung pada besok 9 Desember 2020. Dimana masyarakat akan menentukan hak pilihnya untuk memilih Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah yang di percaya membangun dan meningkatkan kesejahteraan serta meningkatkan sektor bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Namun Prakrisi Hukum, Roder Nababan SH menanggapi hal itu pada saat menjelang pencoblosan menyampaikan kepada Indigonews, Selasa (08/12) melalui selulernya mengatakan ”Permainan jelek untuk mendapat kemenangan tentu hasilnya semakin jelek, pasalnya setiap permainan jelek tentu akan mendapat masalah pada masa menjalankan pemerintahan yang di pimpinya, lantaran semua pengeluaran yang di habiskan pada Pemilihan Kepala Daerah tentu sebagai program untuk pengembalian kerugian,sehingga muncullah masalah di tengah tengah masyarakat dengan alasan menagih janji”.
Bukan hanya itu, setiap permainan jelek pasangan calon Kepala Daerah akan selalu mendapat tumbal atau yang di korbankan. Contoh seperti kejadian yang di Walikota Sibolga, salah seorang Tim Sukses diduga tertangkap atas kegiatan jelek, yakni praktek money politik.
Demikian juga di Kabupaten Humbang Hasundutan, dimana salah seorang Camat di duga melakukan money politik untuk memenangkan pasangan calon.
Atas kejadian dugaan praktek money politik tersebut, lanjut Roder Nababan SH tentu masyarakat akan menjadi korban, sebab apa janji politik pasangan belum dapat realisasi lantaran masih memikirkan kerugian pada masa Pilkada.
“Begitu juga hal yang terjadi Kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Toba dan Samosir. Kita berharap agar masyarakat memberikan hak suaranya dengan menguasai terlebih dahulu trackrecord pasangan calon, serta jangan terlena dengan tawaran money politik, sebab yang merasakan hasilnya adalah kita maayarakat ini nantinya, baik itu buruk dan kepeduliannya.
Sama halnya yang di sampaikan oleh pak Presiden RI Joko Widodo. Hukum tertinggi adalah keselamatan masyarakat” jelasnya.
“Namun saya menambahi, Hukum tertinggi adalah keselamatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan masyarakat dalam arti masyarakat lepas dari kemiskinan” pungkasnya.
“Dalam mencapai tujuannya, seorang pemimpin harus mendahulukan kepercayaan. Hal itu untuk membina kepercayaan antara pemimpin dan rakyat yang dipimpin. Kepercayaan masyarakat hanya dapat diperoleh dari keselarasan dalam perkataan dan perbuatan seorang pemimpin. Begitu tidak ada kepercayaan masyarakat, seorang pemimpin akan kehilangan segalanya, sebab kepercayaan masyarakat dapat diibaratkan napas seorang pemimpin dalam memimpin” cetusnya.
“Jika kita berani untuk kembali ke belakang dan melihat kenyataan, masyarakat sangat kecewa karena diberi harapan palsu oleh para elite politik. Politik kita hampir tidak lagi dilihat sebagai taktik yang baik untuk memperoleh pemimpin yang berkualitas dalam pelukan demokrasi” tambahnya.
Pertegasnu, merakyat tetapi justru menggunakan taktik yang buruk untuk mencapai kekuasaan. Propaganda, kebohongan, iklan politik dengan penekanan berlebihan pada penampilan luar, manipulasi, pengerahan massa dan politik partisan.
“Inilah realitas politik yang santer terdengar di tengah arus pusaran politik saat ini. Hampir setiap dekade, perjalanan politik kita dinilai buruk karena tidak sesuai dengan keutamaan moral politik. Besok 09 Desember 2020 pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah. Yang pasti suara berupa janji penuh di telinga setiap rakyat.
Untuk itu, harapan kepada rekan rekan masyarakat, agar memakai bijak untuk memilih seorang pemimpin yang pro kepada rakyat dan kesejahteraan masyarakat” ajak Roder. Freddy Hutasoit
Discussion about this post