IGNews | Siantar – IHK kota Pematangsiantar pada periode Januari 2021 mengalami peningkatan sbs 1,13 Persen (mtm) atau secara tahunan sbs 3,30 persen (yoy). Angka inflasi tersebut lebih rendah setelah pada periode Desember mengalami peningkatan sebesar 1,47 persen (mtm) namun lebih tinggi dibanding historis inflasi Januari selama 5 tahun terakhir yang secara rata rata mengalami inflasi sebesar 0,60 persen (mtm).
Pada periode laporan, Provinsi Sumatera Utara mencatat inflasi sebesar 0,45 persen (mtm) atau secara tahunan Inflasi sebesar 1,84 persen (yoy). Tekanan Inflasi pada periode Januari disebabkan peningkatan harga beberapa komoditas seperti Ikan Asin Teri, Tarif Rekreasi, Daging Babi, Jeruk, dan Ayam Hidup. Ikan Asin Teri naik sebesar 29,80 persen (mtm) dengan andil Inflasi sebesar 0,27 persen, disusul Biaya Rekreasi naik sebesar 20,00 persen (mtm) dengan andil Inflasi sebesar 0,09 persen.
Kenaikan Ikan Asin Teri tidak terlepas dari minimnya pasokan yang masuk ke pedagang di Kota Pematangsiantar dari daerah terdekat yaitu Tanjung Balai dan Asahan dimana akibat masih musim penghujan menyebabkan berkurangnya pasokan ikan teri khususnya di sentra penghasil ikan kering di Belawan maupun di Tanjung Balai atau Asahan.
Sepanjang Januari 2021, biaya rekreasi juga mengalami peningkatan, seperti meningkatnya harga tiket kebun binatang Siantar yang meningkat hingga 67 persen yang semula Rp. 15.000.- meningkat menjadi Rp. 25.000.- per orang pada Januari 2021.
Peningkatan harga Daging Babi juga merupakan lanjutan dari bulan sebelumnya dimana peningkatan dikarenakan stok babi menipis karena banyak peternak masih belum mau memelihara babi pasca kematian babi secara sporadis yang diduga akibat suspek virus ASF (African Swine Fever) yang melanda Kabupaten Toba sejak tahun 2019.
Selain komoditas ikan asin teri, daging babi, dan tiket rekreasi sepanjang bulan Januari 2021 komoditas lain yang memberikan andil inflasi adalah Jeruk, Ayam Hidup, Laptop/Notebook, Ikan Nila, Ikan Tongkol, Sawi Putih, dan Ikan Lele. Peningkatan tekanan inflasi dari komoditas ikan asin teri juga terjadi di 2 Kota IHK di Provinsi Sumatera Utara yaitu pada Kota Padang Sidimpuan dan Kota Medan . Andil peningkatan Ikan Asin Teri tertinggi terjadi di Kota Padangsidimpuan dengan andil inflasi 0,10 persen.
Dari sisi penahan inflasi pada bulan Januari beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah Cabai Merah, Sawi Hijau, dan Bawang Merah. Harga komoditas Cabai Merah mengalami penurunan sebesar -10,50 persen (mtm) dengan andil sebesar -0,12 persen, di susul penurunan harga Sawi Hijau sebesar -39,65 persen (mtm) dengan andil deflasi sebesar -0,10 persen, dan penurunan harga bawang merah sebesar -8,83 persen (mtm) dengan andil deflasi sbs -0,05 persen. Selain komoditas-komoditas tersebut, komoditas yang menahan inflasi sepanjang bulan Januari lainnya adalah buah naga, kangkung, jambu batu.
Dijabarkan, adalah Komoditas andil terbesar bagi Inflasi, diantaranya: 1). Ikan Asin Teri, Inflasi 29,80 persen (mtm), Andil 0,27 persen; 2). Rekreasi, Inflasi 20,0 persen (mtm), Andil 0,09 persen; 3). Daging Babi, Inflasi 8,71 persen (mtm), Andil 0,08 persen dan 4). Jeruk, Inflasi 12,62 persen (mtm), Andil 0,05 persen.
Komoditas andil deflasi bagi Kota Pematangsiantr, yaitu: 1). Cabai Merah, Deflasi -10,49 (mtm), Andil -0,12 persen; 2). Sawi Hijau, Deflasi -39,65 (mtm), Andil -0,10 persen; 3). Bawang Merah, Deflasi -8,83 persen (mtm), Andil -0,05 persen dan 4). Buah Naga, Deflasi -11,53 persen (mtm), Andil -0,02 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, Inflasi bulan Januari disumbang oleh kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang masing masing mengalami Inflasi sebesar 2,36 persen (mtm) dan 2,82 persen (mtm) dengan andil masing-masing sebesar 0,90 persen dan 0,86 persen.
Secara disagregasi bulanan, Inflasi pada bulan Januari disumbang oleh Inflasi Volatile Food (VF) yang mengalami inflasi sebesar 3,16 persen (mtm) dan inflasi inti (Core Inflation) mengalami inflasi sebesar 0,52 persen (mtm). Sementara Administred Price (AP) memberikan andil inflasi sebesar 0,26 persen pada bulan Januari 2021.
Secara disagregasi tahunan, Inflasi pada tahun 2020 disumbang oleh Inflasi Volatile Food (VF) yang mengalami inflasi sebesar 8,61 persen (yoy) dengan andil inflasi sbs 2,10 persen, disusul inflasi inti (Core Inflation) dan Administred Price (AP) yang mengalami inflasi masing masing sebesar sebesar 1,79 persen (yoy) dan 1,11 persen (yoy).
Dapat disampaikan bahwa beberapa program pengendalian inflasi yang telah dilakukan selama bulan Januari Tahun 2021 oleh TPID Kota Pematangsiantar sebagai berikut; 1). Keikutsertaan dalam Rakorprov TPID se-Sumatera Utara Tahun 2021. 2). Pelaksanaan Monitoring dan Pemantauan ketersediaan bahan Pokok di Distributor dan Gudang Bulog. 3). Pelaksanaan monitoring harga harian melalui PIHPS maupun Harga Disperindag setiap hari.
Pada bulan Februari dan kedepan, TPID juga akan memantau lebih seksama pergerakan harga beberapa komoditas yang bisa bergejolak walaupun tidak terlalu dominan dalam pembentukan inflasi seperti komoditas daging babi, tiket rekreasi dan ikan asin teri yang pada bulan ini menyebabkan inflasi di Pematangsiantar lebih tinggi dari angka historisnya. Rud
Discussion about this post