IGNews | Papua – Selesai aksi demo damai, ada pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompak orang yang berjumlah ± 20 orang ke asrama mahasiswa, yang mengakibatkan jatuhnya korban dengan luka bercucuran darah dipelipis dan hilang pendengaran.
Ketua Dewan Adat Papua Daerah Sorong Selatan bersama ke empat rekannya mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Manokwari, Rabu malam (17/2/2021) sekitar 23.30Wit.
Mereka membuat aduan polisi nomor LP/97/II/Papua Barat/ Res Manokwari, atas dugaan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh terlapor Erik Sesa.Cs kepada George R. Konjol dan keempat rekannya, Timotius Daud Yelimolo, Abinadab dan Nomensen di salah satu Asrama Mahasiswa yang beralamat Amban Manokwari, Rabu (17/2/2020) sekitar 21.20Wita.
Ketua Dewan Adat Papua Daerah Sorong Selatan, George R. Konjol lalu menceritakan aksi pengeroyokan dilakukan oleh 10 hingga 20 orang.
“Pas kita didalam Asrama mereka datang, awalnya kita pikir mau bicara baik baik, namun saya dan beberapa teman dikeroyok oleh 10 hingga 20 orang” jelasnya.
“Ada yang gunakan Batu, Besi dan Parang untuk memukul kami. Saya sendiri dipukul dengan Besi dari otak belakang. Saya langsung lari amankan diri” ujarnya lagi.
George lalu menunjukan sejumlah luka lebam dan memar ditubuhnya sebagai bukti pengeroyokan. George menduga Pengeroyokan itu dilakukan karena aksi demo damai yang digelar oleh mahasiswa di Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat mengkritik Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atas pelayanan pemerintah melalui pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Sorong Selatan, Rabu pagi (17/2/2021).
“Sebagai tokoh masyarakat, saya merasa peduli atas aspirasi yang disuarakan oleh adik adik Mahasiswa, sehingga kami hadir bersama mereka” bebernya.
“Saya sangat menyesal aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh saudara saudara Binasket, seharusnya kita bicara baik baik, bukan main hakim sendiri. Aksi demo Damai itu kan bagian dari demokrasi dalam menyuarakan aspirasi rakyat” jelasnya.
Dengan kejadian ini Pemerintah Daerah seakan tidak mau di kritik dengan kinerja yang buruk dan mementingkan diri pribadi atau elit politik tertentu oleh mahasiswa penerus bangsa.
“Membaca kronologis tersebut, saya selaku Korwil Aliansi Rakyat Mengugat(ARM) Papua Barat dan semua aktivis meminta kepada Gubernur dan Kapolda Provinsi Papua Barat agar segera menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan baik” ujarnya.
“Karena menurut hemat saya tindak tersebut sangat tidak Etis yang di lakukan oleh Kadis PUPR terhadap berapa Mahasiswa dan Ketua Dewan Adat Sorong Selatan” tambahnya.
“Dan ini sangat menunjukan ketidak kedewasaan Kadis PUPR Papua Barat, Herry Saflembolo dalam menyikapi aksi demo yang di lakukan oleh Mahasiswa Sorsel di depan Kantor Gubernur” tegas Risat Maahury selaku Korwil ARM Papua Barat.
“Sekali lagi dengan tegas! saya bersama semua rekan Aktivis ARM di Papua Barat, meminta kepada Gubernur dan Kapolda Papua Barat Agar segara menindak lanjuti kasus penyeroyokan terharap Mahasiswa dan Ketua Dewan Adat Sorsel sesuai dengan UU yang berlaku. pada 22:30Wita Tangal 17 /02/2021” pintanya.
“Dan kalau tidak mengindahkan Pernyataan sikap kami, maka Kami akan menyurati kepada Kejati untuk memangil Oknum tersebut dan di selidiki sesuai dengan aturan yang berlaku atas tindakan mereka yang di lakukan kepada beberapa Mahasiswa dan Ketua Dewan Adat Sorong Selatan” pungkasnya Korwil ARM. Lamhot’S
Discussion about this post