IGNews | TPinang – Tri Agustina siswi SMPN 4 Bukit Bistari, Kota Tanjungpinang – Kepulauan Riau saat berdiskusi dengan gurunya mejadi momen yang lagka dan tersentuh.
Tri Agustina dalam diskusi menanyakan “Jika benar para guru adalah orang orang yang pintar, mengapa tidak jadi penguasa atau pucuk pimpinan di Negeri ini, dan mengapa tidak pula kaya raya berlimpah harta..?”
Silvi yang merupakan gurunya pun tersenyum pilu tanpa mengeluarkan sepatah kata dan keluar untuk mengambil timbangan lalu membawa kedalam kelas lalu meletakkan timbangan di hadapan siwsa/i sembari berkata “Wahai engkau anak anakku, ini adalah sebuah timbangan yang biasa untuk mengukur atau menimbang emas dengan kapasitas hingga 5000gram”.
lalu Ibu guru berparas cantik itu mengajukan pertanyaan kepada muridnya “Berapa harga emas seberat 5000gram tersebut..?”
Para murid pun sibuk berhitung untuk mencari hasil yang pasti dan Tri agustina menjawab dengan suara yang bergetar “Jika harga satu gram emas Rp. 800,000 delapan ratus ribu rupiah maka 5000gram Akan setara dengan Rp. 4 Milyar”.
Setelah mendengar jawaban siswinya, Silvi menjelaskan dengan tenang “Baiklah wahai anakku sekarang coba bayangkan seandainya ada seorang yang datang kepada mu membawa timbangan yang 5000gram ini dan ingin menjual dengan harga emas 5000gram, lantas adakah yang akan membeli timbangan itu…?”
Lalu sang murid menjawab “Timbangan emas tidak lebih berharga dari emasnya, kalau timbangan itu saya bisa mendapatkan di toko dengan harga di bawah empat juta rupiah, tidak mungkin ada orang akan membeli timbangan itu dengan harga emas 4Milyar tersebut”.
Silvi menjawab “Nah anakku sudah dapat pelajaran, bahwa kalian para murid adalah emas dan kami adalah timbangan akan bobot prestasimu, kalianlah yang seharusnya menjadi perhiasan di dunia ini dan biarkanlah kami tetap menjadi timbangan yang akurat dan presisi untuk mengukur kadar kemajuan mu sekaligus kami menjadi penyeimbang untuk meniti hidup”.
Dengan mata yang berkaca kaca, Silvi kembali menuturkan “Satu pertanyaan ku duhai engkau anakku jika ada seseorang datang kepada mu membawa sebongkah berlian di tangan kanannya dan se ember keringat di tangan kirinya , kemudian iya berkata di tangan kiriku ada keringat yang telah aku keluarkan untuk menemukan sebongkah berlian yang ada di tangan kananku ini, tanpa Keringat ini tak akan mungkin ada berlian ini, maka belilah Keringat ini dengan harga yang sama dangan belian tersebut, Apakah ada yang mau membeli keringat itu dengan harga sebongkah berlian…?”
Jawab murid dengan kompak “Tentu saja tidak”.
“Orang hanya akan membeli berliannya dan mengabaikan keringatnya dan biarlah kami para guru manjadikan keringat itu dan kalianlah kelak akan menjasi berlian dan permadani yang akan menghiasi negeri ini” ucap Silvi.
“Terimakasih wahai engkau guruku kami muridmu tidak akan bisa membalas dan melupakan jasa mu dan kasih sayang mu, kerna di setiap langkah kemajuan kami ada ilmu yang engkau tanamkan di sanubari kami wahai guruku dan di situ ada tetesan keringat ikhlasmu dalam menuntun kami” ucap Tri.
“Biarlah keringat itu menguap, mengangkasa menuju alam yang hakiki di sisi ilahi rabbi, karena hakikat akhirat lebih mulia dari pernak pernik dunia” tutur guru Silvi yang tak kuasa menahan air mata. Fauzan





Discussion about this post