IGNews | Toba – Maringan Napitupulu alias Raja Huta panggilan akrab disapa Rahut menilai Lurah Napitupulu Bagasan tidak profesional dalam menganalisa surat tertanggal 25 April 2022 yang ditanda tangani oleh Maringan Napitupulu, perihal : memohon penjelasan alas hak untuk mendiami/ menduduki tanah leluhur turunan Muliaraja Napitupulu percis dibelakang Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan terpadu satu pintu Kabupaten Toba. Hal ini dipaparkan Kepada reporter Indigonews di bilangan Balige, Rabu (11/05/2022).
Kemudian Maringan Napitupulu menembuskan surat tersebut kepada Lurah Napitupulu Bagasan.
Lurah Napitupulu Bagasan, Bentara Parulian Napitupulu justru membalas surat tidak profesional dengan menyatakan dalam surat turunan Op. Soincalon tanpa menyebut nama dalam perihal suratnya panggilan Mediasi I, dengan bentuk surat undangan kepada seluruh turunan Muliaraja Napitupulu (Op.Soincalon) dengan mempergunakan alas surat atas nama Maringan Napitupulu.
Pada hal surat yang dikirimkan kepada Lurah Napitupulu Bagasan tertanggal 25 April 2022 dengan nomor Surat 02/RMR/S/IV/2022, yang seharusnya ditanggapi, bukannya menciptakan situasi baru.
“Dengan membuat surat balasan tidak jelas, Lurah Napitupulu Bagasan bekas guru itu yang diangkat menjadi lurah cocoknya ditempatkan sebagai pengawas di Dinas Pendidikan Toba” tandas Rahut seraya mengatakan Lurah Napitupulu Bagasan seperti Ketua Parsahutaon.
Diharapkan kepada Bupati Toba, Ir Poltak Sitorus agar mengevaluasi kinerja Lurah Napitupulu Bagasan agar lebih profesional mencermati Surat.
Atas perilaku Lurah Napitupulu Bagasan yang tidak cerdas menyikapi surat maka Maringan Napitupulu bergerak cepat dengan mempesona berkirim surat Kepada Ketua Pengadilan Negeri Balige (11/05/2022), Perihal: penegakan Putusan Perkara Perdata Nomor:86/1952/Perdata/PN. Freddy Hutasoit





Discussion about this post