IGNews | Taput – Dampak harga pupuk naik tinggi dan langka membuat petani harus berpikir keras dan pusing tujuh keliling dalam mencari solusi.
Tidak ada yang bisa menjamin harga akan normal kembali dan tidak ada juga yang dapat memastikan subsidi akan terus digelontorkan oleh Pemerintah.
Ketua HKTI Kabupaten Tapanuli Utara Erikson Sianipar mengatakan “Kenaikan harga bahan baku dasar pembuatan pupuk diluar negeri yang naik cukup tinggi (Negara kita masih import.red) serta penyesuaian alokasi APBN mendorong HKTI Tapanuli Utara bersikap dengan aksi nyata untuk dapat berkontribusi membantu para petani”, Sabtu (11/6/2022).
Begitu masa panen yang sedang berlangsung sudah usai, pupuk kembali akan dicari.
“Bahan baku pembuatan pupuk organik, adalah memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar kita (biaya murah.red)” tambahnya.
Erikson juga memaparkan melatih masyarakat membuat pupuk organik dan mulai mempraktekkan serta mengajak petani agar memperluas penggunaan pupuk organik menjadi salah satu program aksi HKTI Taput.
“Edukasi dan praktek, sudah dilakukan dengan membagi buku panduan pembuatan organik, melaksanakan pelatihan secara mandiri dan melibatkan pakar pupuk organik, mempraktekkan penggunaan (demplot), selanjutnya penguatan untuk penggunaan oleh seluruh masyarakat tani dan akhirnya Tapanuli Utara akan memiliki Industri Pupuk Organik sendiri” pungkasnya.
“Mengerjakannya, harus bahu membahu antara Pemerintah, pengusaha, petani, tokoh masyarakat, organisasi sosial, media dan akademisi secara terus menerus. Bagi para pelaku dibidang pertanian yang barangkali sudah menjalankannya, mari kita berkolaborasi” pintanya.
Diakhir pemaparanya, Erikson menyampaikan “Kita biasakan dan bangun mindset, kemandirian dalam bertani, tanpa subsidi juga petani bisa hidup sejahtera. Kita hadirkan bersama : Petani Cerdas, Petani Mandiri, Petani Sejahtera dan Petani Karakter Unggul”. Freddy Hutasoit





Discussion about this post