IGNews | Simalungun – Masih teringat dibenak warga Simalungun, setiap Bupati Radiapoh H Sinaga saat kampanye masa pilkada tahun silam, kerap mengatakan datang sebagai “Bapak”. Dan untuk mendongkrak minat warga, beredarnya Kartu Sikerja dengan iming iming pemberian modal usaha disamping 10 Visi – Misi unggulan yang saat ini disebut sebut sebagai pembohongan.
Adapun 10 visi – misi Bupati Simalungun, Radiapoh H Sinaga akrab disapa RHS dan Wakilnya, Zonny Waldi, antara lain; 1). Pemulihan Ekonomi; 2). Pemulihan Kesehatan; 3). Penerapan GCG (Good & Clean Government); 4). Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan; 5). Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 6). Peningkatan Pertanian dan Pengembangan Sistem Agribisnis; 7). Peningkatan Kualitas Infrastruktur; 8). Peningkatan Kualitas Generasi Muda/ Millenial; 9). Restrukturisasi Anggaran (Perbaikan Postur APBD) dan 10). Restrukturisasi Organisasi dan Reformasi Birokrasi.
Sampai saat ini, dari 10 visi – misi masih jauh dari hal penerapan, dimana sesuai kapita pendapatan dan perekonomian warga yang masih tetap menurun bahkan jauh dari peningkatan . Begitu juga terkait langka dan mahalnya pupuk subsidi yanh mencekik leher warga Simalungun yang dominan petani dan Bupati Simalungun terkesan tidak hadir dan tidak ada untuk warga, bukan mencari solusi malah belakangan hanya banyak pencitraan dalam kegiatan sosiati.
Menanggapi hal tersebut, Tokoh Simalungun Jan Wiserdo Saragih kepada redaksi Indigonews memberikan tanggapan saat dimintai komentar terkait 10 visi – misi Bupati Simalungun mengatakan “Selama setahun lebih memimpin Kabupaten Simalungun, belum ada satu pun yang dikerjakan Bupati Simalungun yang menyentuh isi atau substansi dari visi misinya , masih sebatas kulitnya saja atau poles poles saja”, Kamis (21/7/2022).
Jan Wiserdo juga menyampaikan “Bahkan beberapa yang terjadi mengkhianati visi – misi nya seperti infrastruktur jalan dan GCG”.
“Sektor pertanian yang dilakukan memberikan bungkus jeruk membuat merek, bukan membantu petani untuk memperoleh pupuk subsidi yang saat ini mahal dan sangat langka” tegasnya.
“Sektor pengembangan pendidikan, yang di lakukan berjualan, mengangkat Kepsek yang tak bersertifikat dan me nonjobkan yang bersertifikat Kepsek” kesalnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua LSM Forum13 Indonesia, Syamp Siadari bahwa tidak ada kebijakan Bupati Simalungun yang pro rakyat, baik dalam sektor pertanian, perekonomian bahkan pembangunan infrastruktur yang minim.
Syamp mengatakan, Bupati Simalungun sudah terkesan dan sangat diduga melakukan pembohongan dengan program kartu sikerja yang sampai saat ini tidak ada realisasi, bahkan kartu sikerja bak sebagai voucher siluman hanya untuk pendongkrak suara pada daar Pilkada.
Program haroan bolon juga disinyalir hanya pemanfaatan semata dimana setiap kegiatan selalu adanya penjualan baliho yang diperjual belikan.
Dibidang pendidikan, Syamp Siadari mengatakan masih teringat dibenak warga bahwa banyak polemik terendus mulai penjualan baju olah raga, baju seragam.batik yang sampai saat ini masih proses hukum oleh Kejari Simalungun, begitu juga terkait proyek yang gapura sekolah maupun TIK yang sampai adanya penyekapan Kepala Dinas Pendidikan, Zockson Silalahi atas mangkirnya dari janji pemenang tender yang konon telah menerima kewajiban.
“Apa saat ini Bupati Simalungun mendengar jeritan warganya ayang notabene dominan petani kesusahan mendapatkan pupuk baik itu pupuk subsidi, bukan masalah harga pupuk subsidi yang mahal tetapi langkanya pupuk” ketus Syamp.
“10 visi – misi Bupati Simalungun masih hanya angan semata dan kuat dugaan hanya pembogongan” tutup Syamp.





Discussion about this post