IGNews | Siantar – Program Pemerintah pusat wajib belajar 9 tahun dan pendidikan gratis bagi Sekolah Negeri, hanyalah isapan jempol semata karena sampai saat ini 13 SMP Negeri di Pematangsiantar masih tetap melakukan jual beli baju olahraga lengkap celana panjang, 3 buah bet nama, 3 buah bendera merah putih kecil da 3 buah logo sekolah dibanderol seharga Rp. 200.000 dengan permainan dipihak ketigakan yang diduga dihunjuk langsung oleh Kepala Sekolah maupun Kepala Dinas Pendidikan Kota Pemarangsiantar.
Penjualan Baju Olahraga dan atribut seharga Rp. 200.000 bagi siswa/i baru SMP Negeri 1 Pematangsiantar yang hanya bisa didapat dari pihak ketiga beralamat dibilangan jalan Sangnaualuh Kota Pematangsiantar menjadi polemik, bahkan kuat dugaan Kapala Sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan Pematangsiantar mendapat fee dari rekanan.
Sebelumnya, Kepala Sekolah SMPN 1 Pematangsiantar, Edianto Saragih ketika dijumpai reporter Indigonews diruang kerjanya mengakatan bahwa pembelian baju olahraga dan atribut (satu paket) bisa dibeli dimana saja ditoko penyedia dan terkait buku Quick Mathematics yang diperjualkan pihak ketiga dengan iming iming merupakan anak stambuk SMPN 1 Pematangsiantar bukanlah paksaan, Rabu (27/7/2022).
Namun saat kembali dikonfirmasi Redaksi Indigonews, sesuai penelusuran semua toko penyedia baju sekolah seperti Kosambi dijalan Merdeka Pematangsiantar dengan tegas pihak toko tidak pernah menyediakan baju olahraga untuk SMPN 1 Pematangsiantar.
Kejanggalan juga dipertontonkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Kusdianto SH acap kali dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp bahkan disambangi ke kantor Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar dibilangan jalan Merdeka tidak bersedia memberikan komentar dan atas hunjukan siapa pengadaan baju olahraga kepada seorang pihak ketiga.
Menanggapi hal itu, Ketua LSM Forum13 Indonesia Syamp Siadari menyayangkan kinerja Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah SMPN 1 Pematangsiantar yang terkesan tertutup dan seakan buang badan akan permainan pengadaan baju olahraga lengkap atribut yang merupakan permainam setali dua uang yang diperankan untuk mengelabui para orangtua siswa/i dari adanya pembayaran untuk masuk Sekolah Negeri.
Sisi lain, Syamp meminta supaya pengadaan baju olahraga dan atribut dilelang terbukakan oleh Dinas karena melihat kualiatas dan mutu kain sangat tidak sesuai dengan harga yang ditentukan oleh pihak ketiga.
Terkait pembelian buku Quick Mathematics, Syamp menjelaskan bahwa pernyataan Kepala Sekolah SMPN 1 Pematangsiantar sangat berbanding terbalik dengan fakta sekolah, dimana semua siswa/i khususnya kelas VII yang baru masuk terkesan dipaksakan. Try





Discussion about this post