IGNews | Siantar – Ada apa dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Pematangsiantar dibawah kepemimpinan, Dedy T Setiawan dalam pelaksanaan proyek fisik jalan maupun saluran drainase yang merata asal jadi bahkan terlihat banyak kecurangan.
Didapati juga sati proyek rekonstruksi jalan Panorama, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan siantar Martoba, Kota Pematangsiantar – Sumatera Utara dengan nomor kontrak 602.1/ 5267/ SP/ REHAB/ 1.3.1.1/ X/ 2022 yang dikerjakan CV. AZRA MRP terlihat banyak kecurangan terjadi.
CV. Azra MRP selaku pemborong ada melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan pembangunan saluran drainase (parit) dimana tidak semua dinding parit dibongkar habis tetapi banyak dinding lama hanya dipoles, yang artinya ada digunakan dinding saluran lama hanya dikupas plesteranya dan akan kembali diplester.
Bukan hanya itu, malah CV. Azra MRP selaky pemborong memberikan dampak kesengsaraan bagi warga jalan Panorama, dimana sampai berita ini dipublikasikan puing dan material tanah korekan dari saluran parit dutimbun disepanjang bahu jalan, sehingga warga selalu kesal akibat lumpur dan tidak bisanya berlewatan kendaraan disepanjang proyek, dimana puing dan material tanah korekan menumpuk dibahu jalan sehingga mempersempit akses jalan, saat ini warga hanya bisa menggunakan bahu jalan selebar 1,5meter saja, Selasa (20/12/2022).
Anehnya, CV. Azra MPR pada plank proyek tidak serta merta menerbitkan volume kegiatan dan bahkan dari judul kegiatan mecengangkan warga sekitar karena dalam pelaksanaan teknisnya pemborong hanya melakukan pembanguna drainase, baik bangunan baru maupun banguna tambal sulam alias ganti plester.
Salah seorang pekerja bangunan yang tidak bersedia namanya disebutkan kepada Redaksi Indigonews mengatakan dengan keyakinanya bahwa sepanjang saluran drainase tidak akan diganti lantainya tetapi menggunakan lantai lama, hanya dilakukan tambal sulam.
“Lantainya kan masih bagus bang, kata pemborongnya nga usah dibobok atau dihancurkan karena akan dipakai ulang, nanti lantai yang rusak aja diperbaiki dan lainya dipoleslah bang” ujarnya.
“Begitu juga dengan dinding saluran parit yang tidak seluruhnya dibobok dan dihancurkan tetapi hanya yang rusak fatal dilakukan bangunan baru yang lain hanya disisip bang” tambahnya dengan nada waswas.
“Kalau secara teknis sih bang, apalah mau kami bilang kami hanya pekerja bang, tapi secara pribadi saya sudah puluhan tahun jadi tukang setau saya ya banguna baru ini dan bangunan sisipan pun menyalah pondasinya bang, karena bila hanya 5 Cm yang kami korek tanahnya dan langsung kami pasang, tapi kan ini sesuai perintah pemborong bang” tutupnya.
Begitu juga seorang warga jalan Panorama yang mengaku Marga Saragih sangat kesal akan prilaku pemborong yang memberikan efek kesengsaraan bagi warga yang bermukim didaerah proyek.
Saragih dengan nada kesal mengatakan “Saya juga pernah tanya pekerjanya bang katanya lantaipun ga diganti kan ngeri ini bang, masa anggaran Rp. 448.484.200 termasuk 1/2 Miliar loh bang masa ini mutu bangunanya malah sisipan pulak tidak semua dibongkar parit lama”. Red





Discussion about this post