IGNews | Simalungun – Banyaknya kerancuan dan dugaan manipulasi pelaksanaan proyek SPALD- di beberapa Nagori se- Kabupaten Simalungun – Sumatera Utara salah satu bobroknya kinerja Dirjen Cipta Karya Sumut dimana sesuai pengakuan beberapa Pangulu Nagori adanya dana tahanan sebesar Rp. 25.000.000 dan dugaan pemaksaan penambahan dana sehingga mencapai Rp. 40.000.000.
Pengerjaan yang asal jadi dan penggunaan material yang tidak sesuai juknis pun banyak dijumpai dilapangan. Bahkan masih ada di beberapa Nagori yang belum selesai dikerjakan padahal anggaran tahun 2022.
Kebobrokan pelaksanaan proyek SPALD- S juga terjadi di Nagori Panambean Hutaurung, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun dimana sampai saat ini sesuai pengakuan Gamot Dusun Huta Baru, masih 6 unit yang dikerjakan.
Anehnya, Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Cipta Karya, Ade Permana telah membuat laporan telah selesai dikerjakan pada aplikasi SIM SPALD.
“Salah satunya saya menerima bantuan kamar mandi, baru hari Kamis (16/2/2023) selesai dibangun dirumah saya, tapi kata tukanya udah siap seperti ini katanya” jelas Gamot Huta Baru.
Padahal kamar mandi dari proyek SPALD- S yang dibangun disamping rumah Gamot Huta Baru belum rapi bahkan belum dicat dan belum masuk saluran air dan bahkan tanpa kran.
Begitu juga kejanggalan terlihat di Dusun Naga Saribu, Nagori Panambean Hutauru hanya satu yang jadi dibangun sebagai mana dijelaskan penerimaanfaat, Joko.
“Sebelumnya ada 2 unit kian mendapat tapi untuk satu lagi KK atas nama Tohap Nainggolan tidak jadi dibangun katanya bangunan yang terbatas padahal waktu pengajuan semua administrasi persyaratan semua kami serahkan bersama kepada Ketua KSM marga Siallagan“ ucap Joko didampingi Tohap Nainggolan.
Dilihat dari hasil bangunan kamar mandi proyek SPALD- S di Dusun Huta Baru, Kandang Lembu dan Naga Saribu, Nagori Panambean Hutaurung banyak juga penyimpangan dan dari kwalitas serta mutu bangunan perkiraan kasat mata untuk membangun 1 unit kamar mandi dan septick tank hanya berbiaya paling besar Rp. 8.000.000 sehingga banyak dugaan penyimpangan uang Negara.
Ketua KSM, Siallagan sampai berita ini dipublikasikan tidak bersedia mengangkat telephone reporter Indigonews, begitu juga TFL tidak bisa dihubungi. ET





Discussion about this post