IGNews | Taput – Yayasan BISUKMA gagal melakukan Lomba Literasi tingkat SMP yang diselenggarakan di Gedung Nasional Tarutung pada hari Senin (31/7/2023) pasalnya para peserta yang diundang tidak ada yang hadir, sementara undangan telah disampaikan jauh sebelum acara di selenggarakan.
“Entah apa yang merasuki, sehingga peserta Lomba Literasi yang diselenggarakan Yayasan BISUKMA tidak ada yang hadir. Apakah ada bagi peserta yang diundang larangan dari Dinas Pendidikan Taput, atau tekanan dari Kepala Dinas Pendidikan…?” tanya sejumlah warga Pasar Siborongborong pada acara Pesta Borsak Sirumonggur Sedunia di Sopo Hetty.
“Kalau memang ada larangan atau intervensi atas acara Lomba Literasi yang diselenggarakan Yayasan BISUKMA, kita lihat saja, mutu Pendidikan di Tapanuli Utara ini akan bertambah merosot, dan ini merupakan gagasan siapa, produk siapa dan dimasa kepemimpinan siapa…?” tanya warga dengan nada emosinya.
Hal ini langsung direspon oleh Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, Parsaoran Siahaan sebelum melanjutkan rapat banggar di DPRD, mengatakan dengan dugaanya “Beginilah kualitas pendidikan kita saat ini, adanya dugaan faktor keterlibatan ikut serta menyusup Cebong Kampret dalam acara Lomba Literasi yang akan selenggarakan, sehingga laporan disampaikan kepada tuannya dengan secara Negatif, selanjutnya tuannya memerintahkan agar para peserta supaya tidak hadir pada acara Lomba Literasi”, Minggu (6/8/2023).
Lanjut Parsaoran memaparkan “Diadakan Lomba Literasi ini untuk meningkatkan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. Ini malah ada larangan agar peserta tidak hadir, jangan jangan takut melihat kwalitas siswa selama ini tidak sesuai dengan harapan”.
Lain halnya disampaikan oleh Ir. I. Djonggi Napitupulu, mengatakan “Ketua DPR, Puan Maharani bersafari ke kawasan Danau Toba dengan Spanduk dukungan Puan menjadi Capres 2024 dibentangkan kader PDI P, dengan menghadirkan sejumlah siswa tingkat SD dan SMP untuk menyambut kedatangannya. Yang menjadi pertanyaan, kehadiran siswa/i SD dan SMP dalam penyambutan, apakah ini termasuk meningkatkan ilmu pengetahuan, sementara Yayasan BISUKMA membuat Lomba Literasi tingkat SMP ada dugaan larangan sehingga peserta tidak hadir, ada apa semua ini ?”.
“Lomba Literasi ini sangat bermanfaat bagi siswa, dimana siswa akan mampu memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari. Entah apa yang merasuki sehingga acara Lomba Literasi ini tidak dihadiri para peserta” ucap Djonggi. IGN_Freddy Hutasoit




