iGNews | Taput – Sejumlah Kepala Sekolah tingkat SMP se- Kabupaten Tapanuli Utara menyetor uang ke salah satu oknum Kepala Sekolah yang diduga sebagai Kordinator pungli, uang tersebut untuk biaya pengamanan agar jangan di audit penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Rabu (4/12/202[
Salah seorang Kepala Sekolah SMPN di Taput, kepada wartawan 3Media Grup (Indigonews.id, Dairi24jam.id dan Infosumut24.id) mengakui telah mentransfer uang pengamanan kerekening BRI kepada koordinator pungli berinisial JS.
“Ya, kami diminta untuk menyetor dana tersebut untuk biaya pengamanan agar jangan diaudit penggunaan dana BOS kami, sehingga kami menyetor dengan bervariasi, ada yang Rp. 5.000.000 ada juga Rp. 4.500.000 bahkan ada juga hanya transfer Rp. 1.500.000 langsung ke rekening BRI milik JS” ucap salah seorang Kepala Sekolah SMP.
Direktur Eksekutif IP2 BAJA Nusantara, Djonggi Napitupulu angkat bicara, mengatakan “Kasus dugaan penyetoran dan pengutipan ini harus diungkap secara terbuka, dan bahkan kepada siapa uang itu disetorkan oleh yang disebut sebagai kordinator pungli, tentu harus diungkap. Siapa oknum Aparat Penegak Hukum (APH) yang terlibat dalam penerimaan uang pengamanan itu tentu harus terbuka dalam publik, supaya pimpinan oknum APH tersebut mengetahui kinerja buruk anggotanya”.
“Kita telah mengetahui terhadap siapa uang tersebut disetorkan melalui transfer, dan dugaan peruntukanya sudah kita ketahui. Oleh karena itu, dalam waktu dekat kita akan membuat laporan secara resmi ke Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) dan ke Polres Tapanuli Utara serta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tembusan kepada akun TEMANMINDRA bentukan Bapak Prabowo Subianto terkait pengaduan” tegas Donggi Napitupulu.
Lanjut Djonggi Napitupulu menjelaskan ”Ini masih pada tingkat SMP, dan kita susul lagi terkait dugaan pemotongan dana BOS senilai Rp. 100.000 persiswa pada tingkat SD dan SMP yang sudah berlangsung sejak 2016 setelah OTT Kepala Dinas Pendidikan sebelumnya inisial JP”. terangnya. IGN_Freddy Hutasoit




