Pematangsiantar – Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus kota Pematangsiantar yang terdiri dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND), dan Komunitas Usi Berpikir (Kupikir) melakukan aksi turun ke jalan, Selasa (26/8/2019).
“Aksi ini bertujuan untuk menyerukan kepada masyarakat agar tidak terprovokasi dan senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia” ungkap Alboin Samosir selaku ketua PMKRI.
Sementara itu, May Luther Dewanto Sinaga selaku Ketua GMKI mengatakan bahwasanya Indonesia terbentuk dari berbagai perbedaan yang kemudian di satu kan dalam Bhineka Tunggal Ika. Luther juga menambahkan bahwa keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) merupakan sebuah entitas khas yang diwariskan oleh para pendiri bangsa ini kepada kita.
“Kami akan senantiasa turun dan mengkawal NKRI yang merupakan harga mati”, tambah Gading Simangunsong selaku korespondensi Kupikir.
Dalam merespon aksi tersebut, Kabag Ops Polres Pematangsiantar mengapresiasi para mahasiswa yang ikut membantu dan mengawal NKRI.
“Kami berterimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang ikut membantu dalam mengkawal NKRI adalah harga mati. Kami dari pihak kepolisian akan tetap mendukung segala aspirasi yang mengutamakan kesatuan bangsa” Jelasnya.
Ada empat poin yang menjadi tuntutan dari CIPAYUNG Plus Pematangsiantar, antara lain ; 1). Meminta kepada pemerintah Republik Indonesia bertanggungjawab dan meminta maaf kepada masyarakat Papua; 2). Menindak tegas pelaku rasisme dan represif terhadap masyarakat Papua; 3). Mendesak negara untuk segera membuka dialog dengan masyarakat Papua dan 4) Peningkatan dan berikan akses pendidikan, ekonomi, dan politik kepada masyarakat Papua. Red01





Discussion about this post