IG | Taput – Ketua LSM Pijar Keadilan Sumatera Utara, Osborn Siahaan menerangkan bahwa pekerjaan pembangunan Embung dan bangunan penampung air lainnya di desa Lobu Siregar berbiaya Rp. 689.730.308.- sumber dana dari Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) terindikasi asal di kerjakan dan bahkan sumber air untuk kegiatan tidak diketahui dari mana asalnya, Kamis (28/11/209) melalui hubungan selular.
“Terang benderang kita melihat, bahkan campuran semen, pasir dengan batu padas tidak sesuai lagi dan dapat kita buktikan di lapangan, bahkan ada tembok embung seakan-akan terganjal di bawah, kemungkinan sudah pernah roboh” ungkapnya.
Pembangunan embung ini terkesan dipaksakan, sehingga tidak terlepas terindikasi asal di kerjakan begitu saja, dengan melihat waktu pekerjaan selama 70 hari ditambah pembuatan saluran air masuk dan pembuangan kurang lebih sepanjang 400 meter asal di kerjakan
“Saluran pembuangan dari embung sudah nampak kita lihat secara jelas, bahwa lantai saluran sudah terkelupas oleh air, sehingga lantai saluran sudah di langsung di atas tanah. Untuk itu kita harapkan APIP dari kementerian segera turun kelokasi kegiatan, dimana kegiatan pembangunan embung dan penampungan air lainnya dikerjakan oleh CV. Riris Hasiholan tidak menambah kerugian uang Negara” tegas Osborn Siahaan.
Demikian juga disampaikan oleh warga desa Lobu Siregar II, M Sianipar kepada Indigonews menjelaskan kaget melihat proyek yang terlalu cepat selesai.
“Entah bagaimana cara mereka ini mengerjakan embung dan saluran air ini begitu cepatnya, bahkan kita khawatir atas kualitas pekerjaan ini, apakah bertahan lama atau hanya cuman mengejar waktu pemcairan saja ?” tanyanya.
“Kita berharap, karena masyarakat kamilah sebagai pengguna bangunan embung dan saluran air ini, tentu kami sangat mengharapkan kualitas bangunan ini haruslah bangus dan berkulitas” harapnya.
Pantauan Indigonews dilokasi kegiatan, bahwa sebagian lantai saluran air sudah terkelupas dan bahkan tembok embung terindikasi tidak sesuai campuran sehingga dikawatirkan akan cepat runtuh.
Juga polemik lokasi kegiatan pembangunan embung dan penampungan air lainnya yang berbiaya Rp. 689.000.000 disebut sebut warga merupakan lahan mantan anggota DPR RI Anton Sihombing. Freddy Hutasoit





Discussion about this post