IGNews | Simalungun – Miris…! melihat nasip Sarlina Purba (69) seorang janda yang berprofesi pencari lidi untuk menutupi kebutuhan seharian warga Dusun Bah Balotu, Nagori Damakitang, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun malah tidak merasakan bantuan terdampak Covid- 19.
Merasa iba akan kondisi Sarlina yang tidak ada terdaftar menerima bantuan berupa apapun baik dari bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumut bahkan Pemerintah Kabupaten Simalungun yang baru baru ini membagikan sembako, Sulimin Purba selaku pemerhati lingkungan di Nagori Damakitang mempertanyakan hal tersebut ke Aparat Desa namun Pihak Pemerintahan Desa mengklaim bahwa Sarlina sudah didata di Tahun 2019 hingga disaat ini juga realisasi bantuan sembako tak pernah ia rasakan.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan seharianya Sarlina mencari lidi ke ladang orang ketika masa panen buah sawit dibuah.
“Ini tak berkeadilan bang, dimana disekeliling kami ada punya mobil truck hingga tiga unit mendapat bantuan sembako dan lainya, ini seorang janda tua renta tak dapat apa apa. Dimana keadilan sosial itu isi butir Kelima dari Pancasila. Seharusnya Pihak Pemerintah Desa lebih tahu diwarganya masa mereka tak melihat warga yang tua renta seperti ini” pungkas Sulimin terharu.
Panguliu Nagori Damakitang, Janelson Purba dan sekdes Sakeus Purba saat dikonfirmasi tidak berhasil sampai berita ini dipublikasikan. Hal sama juga dilakoni Kadis Sosial Simalungun Drs. Mudahalam Purba tidak pernah bersedia memberikan keterangan persyaratan maupun kriteria warga penerima bantuan sembako.
Ketua LSM Forum13 Indonesia, Syamp Siadari sangat menyayangkan pembagian bantuan berupa sembako maupun uang tunia di Pemkab Simalungun terkesan tertutup dalam besar anggaran maupun data penerima serta kriteria syarat penerima bansos.
Bukan hanya di Kecamatan Silau Kahean, bahkan dibeberapa Kecamatan lainya banyak dijumpai pembagian bansos terdampak Covid- 19 tidak sesuai sasaran, ada masyarakat yang benar benar membutuhkan malah tidak menerima bantuan tetapi sebaliknya ada masyarakat yang berkecukupan memiliki mobil dan sepeda motor malah menerima bantuan sembako karena dekat sama Pemerintah Desa maupun Pemerintah Kabupaten Simalungun.
“Ada apa dengan anggaran bansos sembako dan data penerima bantuan, kenapa Kadis Sosial sangat tertutup membeberkan besar anggaran maupun data penerima, ini sudah kita selidiki terus karena ketertutupan Kadis Sosial menimbulkan sejuta pertanyaan” jelas Syamp.
“Terkait, Ibu Sarlina dimananya Kepala Desa dan Sekdesnya bekerja saat pendataan, kalau memang tidak paham akan kondisi warganya lebih baik mengundurkan diri, jangan hanya jawaban kamuplase sudah didatalah, itulah, inilah….sadar tidak Kades dan Sekdes ini bahwa penerima bansos sembako banyak yang kaya” kesalnya. As





Discussion about this post