IGNews | Toba – Lawyer Kondang DKI, Kamaruddin Simanjuntak SH dijumpai di PN Tobasa menjelaskan kasus dugaan penganiayaan yang disangkakan Polsek Balige dilakukan oleh Jannus Napitupulu dan Rudi Napitupulu (Pak Reva) terhadap Hulman M Napitupulu yang terjadi pada Senin 27 April 2020 menjadi polemik pada penegakan hukum di tengah tengah masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Toba, dimana dalam peristiwa ini atas penanganan pihak Polsek Balige banyak kejanggalan pada penanganan perkara, Senin (22/6/2020).
Kejadian penganiayaan awalnya pada 26 April 2020 tepat pada jam 23:00Wib di Sosor Dolok Napitupulu Bagasan Kelurahan Napitupulu Kecamatan Balige Kabupaten Toba, dimana Jannus Napitupulu diduga dianiaya Genes Napitupulu dan Remond Napitupulu dan mereka telah di tahan pihak Polsek Balige saat ini dan sudah pada tahap Surat Pemberitahuan Dalam Penyidikan (SPDP) pada pihak Kejaaksaan Negeri Tobasa.
“Yang menjadi kejanggalan pada perkara ini adalah, banyaknya kejanggalan yang dilakukan pihak Polsek Balige atas penanganan kasus atas laporan Hulman M Napitupulu terhadap Jannus Napitupulu dan Rudi Napitupulu atas Laporan Penganiayaan adalah yakni, bahwa surat penangkapan yang dikeluarkan oleh Polsek Balige kepada tersangka Jannus Napitupulu dan Rudi Napitupulu di keluarkan pada 15 Juni 2020 dan di tanda tangani oleh Kapolsek Balige AKP Jumpa Aruan SE, serta tersangka Jannus Napitupulu dan Rudi Napitupulu menanda tangani surat penangkapan pada 15 Juni 2020 di ruangan penyidik atas pemanggilan penyidik Brigadir Refael Simanjuntak” jelas Kamaruddin Simanjuntak SH.
“Paling lucunya, surat penahanan yang disampaikan oleh pihak Polsek Balige tanpa ada surat pemberitahuan, bahwa surat penahanan di keluarkan pada tanggal 16 Juni 2020 dan di tanda tangani oleh AKP Jumpa Aruan.SE Kepala Kepolisian Sektor Habinsaran. Oleh karena itu kita melakukan Pra peradilan di PN Tobasa, dimana banyaknya kejanggalan atas proses hukum yang dilakukan oleh pihak Polsek Balige, sehingga Polres Tobasa mengambil alih penanganan kasus ini dari Kepolisian Sektor Balige. Serta pada pengajuan Visum ke Rumah Sakit HKBP Balige, dimana atas Laporan Hulman M Napitupulu, pihal Polsek Balige mengajukan Visum pada 29 April, namun penerimaan hasil Visum pada tanggal 20 Mei 2020 dengan hasil Visum luka ringan/lecet, namun atas Laporan Jannus Napitupulu atas penganiayaan Genes Napitupulu dan Remond Napitupulu, pihak Polsek mengajukan Visum pada 27 April 2020 Ke RS HKBP, tapi hasilnya keluar pada 28 April 2020 dengan hasil Visum luka berat” ungkapnya.
“Oleh karena itu, bahwa penanganan perkara oleh pihak Polsek Balige atas hal ini tidak objektif dan terindikasi ada keberpihakan. Untuk itu kita sangat berharap ada keadilan pada penegakan supremasu hukum di Negara kita ini,terutama di Kabupaten Toba” ucap Kamaruddin Simanjuntak SH.
Kapolsek Balige AKP Jumpa Aruan.SE saat di konfirmasi atas Pra- Praperadilan yang dilayangkan pihak kuasa hukum tersangka Jannus Napitupulu dan Rudi Napitupulu mengatakan “Sah sah saja itu di lakukan Pra-Praperadilan atas perkara ini, dan kita juga tidak atau apa yang mau di Pra-Praperadilkannya” ujar Kapolsek Balige yang pindak ke Polsek Laguboti saat ini.
Kapolres Tobasa AKPB Akala Fikta Jaya SIK saat dikonfirmasi atas adanya Pra- Praperadilan ini mengatakan “kKita ikuti saja prosedurnya nanti”. Freddy Hutasoit





Discussion about this post