IGNews | Simalungun – Proyek Jalan Usaha Tani (JUT) di Huta VII Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun – Sumatera Utara sangat memprihatinkan bahkan kerikil kerikil kecil tajam (Split) yang sudah tidak terikat dibahu rabat beton rawan mengancam cedera akibat percikan dari ban sepeda motor maupun mobil.
Diketahui bahwa proyek JUT bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2021 dengan pagu sebesar Rp. 73.586.900 dengan volume kegiatan 147 x 2 x 0.15 M yang dikerjakan pada bulan 7 (Juli) tahun silam melihat kondisi saat ini diduga memang terjadi pencurian kwantitas dan kwalitas sehingga tak dapat dipungkiri adanya upaya penyimpangan uang negara.
Kaur Pembangunan Nagori Karang Anyar, Citra Ayu saat dijumpai dikantor saat ditunjukkan gambar kondisi jalan saat ini terlihat ketawa dan terkesan histeris seakan tidak percaya kondisi JUT yang sudah porak poranda, Jumat (3/6/2022).
“Saya tidak peranh lintas kesana bang dan saat pengerjaan saya ketepatan cuti melahirkan, benar bang kalau tidak salah itu dikerjakan bulan Juli 2021 silam, tapi saya tau saat pengerjaan musim hujan dan masyarakat disana bandel bang belum 2 minggu selesai dicor langsung dilintasi” kata Citra.
Namun saat ditanyai bagaimana penilaian Ibu selaku Kaur Pembangunan melihat kondisi proyek rabat beton yang masih berumur 1 tahun sudah kopak kapik, namun Citra enggan memberikan komentar.
TPK Nagori Karang Anyar, Mahyun ketika dihubungi melalui Whatsapp langsung mempertanyakan dengan siapa, dan saat Indigonews mengenalkan diri namun, TPK seakan tidak bersedia memberikan komentar saat ditanyai terkait kondisi JUT yang baru berusia kurang 1 tahun tersebut.
“Maaf bang, saya lagi kerja” ucap Mahyun dan langsung menutup sambungan telephone.
Anehnya, Pangulu Nagori Karang Anyar Safi’i ketika dijumpai dirumahnya seakan tidak terima karena menurutnya banyak wartawan dan LSM yang dikenal dan selalu ajak berteman dan langsung ke kantor karena dirinya setiap hari berada dikantor.
“Kan bisa dikantor, ngapain harus kerumah lagian banyak wartawan wartawan yang sudah senior ku kenal dan LSM langsungnya kekantor dan berteman” ucapnya agak angkuh.
Saat ditanyai kondisi proyek DD Tahun Anggaran 2021 pembangunan JUT yang berada di Huta III, sekan Safi’i tidak terima.
“Hanya anggaran segitu ngapainlah, kalau mau cari kesalahan disana banyak proyek yang miliaran lebih besar, tak ada yang tidak salah sekalipun seorang suci kalau sudah masuk kedalam lingkaran pastilah tergiur” ucap Safi’i.
“Lagian kondisi JUT seperti itu karena saat pembangunan musim hujan dan masyarakat tidak sadar belum matang betul coran sudah dilintasi” ucapnya seakan menyelahkan masyarakat pemilihnya.
Namun, dilihat dari pecahan coran rabat beton yang tepat diatas parit persis dibawah pohon bambu dan saat dipukuk pelan dengan baru kerikil besar malah campuran langsung pecah dan seakan campuran batu, pasir dan semen tidak menyatu dan warnanya juga keputihan agak kuning sehingga dari warna juga terlihat adanya ketidak sesuaian campuran yang terjadi.
Begitu juga apasan, Kaur Pembangunan dan Pangulu Nagori Karang Anyar tidak bisa diterima akal sehat karena bila hanya dikerjakan saat musim penghujan harusnya pelaksaan ditutup dengan terpal sehingga tidak mengurangi mutu bangunan dan bila alasan dilintasi karena cor kurang matang (kering) harusnya ada didapati bahu rabat beton retak, tetapi sepanjang 147M panjang JUT diperiksa tidak ada banyak keretakan sehingga diduga kuat memang adaya pencurian campuran tidak sesuai standar. Red





Discussion about this post