IGNews | Siantar – Proyek rehabilitasi lantai perpustakaan SMK Negeri 2 Pematangsiantar dengan pagu anggaran Rp. 114.168.606 dengan Nomor SPK: 421.3/1238.B/CABDISSIANTAR/X/2022 jadi bahan perbincangan ditengah tengah staf pengajara sekolah, karena diketahui proyek tersebut tidak ada peran serta dari sekolah SMKN 2 Pematangsiantar.
Hasil investigasi dilokasi pekerjaan dan pengakuan tukang bermarga Siregar bahwa kegiatan tersebut dari DAK Dinas Pendisikan Provinsi Sumut dan pengakuanya untuk menutup lantai Perpustakaan dibutuhkan 340 kotak keramik ukuran 40 x 40 merk Digital Print dimana harga perkotak sesuai faktur sebesar Rp. 53.000 dan pekerjaan dilakukan rekanan Torang Jaya kepada Regar tukang sistem borong, Selasa (18/10/2022).
“Kurang tau saya lebarnya bang tapi untuk nutup lantai ruangan ini harus 340 kotak keramiklah dan kamar mandi tidak ikut dilantai” ujar Regar.
Saat ditanya besar untung setelah mengerjakan proyek ini, malah Regar pun seakan mengeluh mengatakan “Macam ga tau abang, saya pekerja atau dapat borongan dari pemborong marga Nababan bang, coba lah abang liat pagu anggaranta hanya Rp. 11.4 jutanya, PPN 10% tinggal Rp. 100 juta, sedangkan kewajiban ke Provinsi 18% dan belum lagi setoran ke Kepala Cabang Dinasnya”.
Dari pengakuan Siregar tukang tersebut bahwa proyek ini adanya dugaan korupsi yang terstruktur dan sistematis sehingga untuk Kewajiban dan setoran sudan ada penyimpangan uang negara sebesar Rp. 32.000.000 sehingga kuat dugaan adanya pengurangan mutu dumana lapisan campuran semen dibawah keramik hanya setebal 3 – 4 CM.
Dari pengakuan tukang, Siregar pekerjaan ini hanya untuk beli bahan keramik totalnya Rp. 18.000.000 ditaksasi uang bongkar bangunan lama sebesar Rp. 10.000.000 pekerjaa selama 7 hari dan pemindahan puing materil lantai lama, untuk pembelian semen dan pasir ditaksasi (semen merk Merah Putih sebanyak 150 sack) dan pasir 50 kubik total Rp. 14.30.000 serta uang jasa tukang diborongkan sebesar Rp. 20.000.000 serta dana taktis tak terduga sebesar Rp. 5.000.000. dapt diasumsikan total pekerjaan dan pembelian bahan materail hanya sebesar Rp. 68.000.000 dan diduga rentan merugikan uang negara sebesar Rp. 32.000.000.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Pematangsiantar, Janner Manullang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengatakan “Kalau itu proyek DAK, Cabdis yang Menanganinya.
Saat ditanya kembali apakah DAK Seharusnya dikerjakan sestim swakelola dan anggaranya masuk ke rekening sekilah, Janner membantah dalam penjelasanya “Tidak ada masuk kerening sekolah, kurang tau ke rekening mana”.
Hal ini menjadi pertanyaan besar, dimana sesuai juknis dan juklat pelaksanaan proyek DAK dikelola sekolah dan anggaran masuk ke rekening sekolah tetapi diduga kuat adanya permainan proyek tersebut.
Kacabdis Siantar, James A Siahaan ketika disambangi ke kantornya dibilangan jalan SM Mangaraja Pematangsiantar tidak berada dikantor tetapi sesuai pengakuan benerapa orang siswa yang sedang magang sedang tugas luar dan dikonfirmasi nomor selularnya tidak aktif. Red





Discussion about this post