IGNews | Simalungun – Program janji kampanye Bupati Simalungun, RHS dengan kartu Sikerja kembali menjadi perbincangan, bahkan banyak warga Simalungun khususnya pelaku UMKM yang menyesal memilih dan bahkan mereka mengatakan merasa dibohongi.
Program bantuan modal kerja – usaha sampai dengan Rp. 50.000.000 yang dibangga banggakan RHS pada saat kampanye yang mengatakan dirinya mencalon dan datang ke tanah kelahiranya “Sebagai Bapak”, namun hal ini tertepis dengan kenyataan bahwa sampai saat ini kartu sikerja yang merupakan salah satu program dan slogan kampanye utama RHS sudah dituding sebagai pembohongan.
Menyikapi hal itu, Ketua Umum LSM Forum13 Indonesia Syamp Siadari mengatakan bahwa Bupati Simalungun dari dilantik sampai sat ini terlihat masih jauh sekali niatnya untuk memenuhi janji janji kampanyenya khususnya program sikerja yang tidak ada lagi kepastianya, Sabtu (9/12/2022).
“Kalau Bupati RHS benar benar akan penuhi janji kampanyenya lantas anggaranya dari mana sedangkan PAD Simalungun tidak mencapai 100% dan bilapun dilakukan recofusing anggaran ABPD apa payung hukumnya menganggarkan untuk post anggaran merealisasikan kartu sikerja, padahal RHS juga pasti sudah mengetahui beban cicilan Pemkab Simalungun perbulan kepada PT. SMI” jelas Syamp.
“Ucapan Bupati Simalungun datang ketanah kelahiranya Sebagai Bapak saat kampanye akan awal blundernya elektabiltasnya karena kita ketahui bahwa Bupati malah lebih mengutamakan membangun istana rumahnya di Tigarunggu yang sangat pantastis dan mewah dilihat dari bangunan mencapai Miliaran rupiah, nah ini kan bukan identiti seorang pemimpin yang sederhana tetapi lebih mengarah menunjukkan ke ego an” tutur Syamp.
“Kemungkinan Bupati RHS bukan tidak tepati janji, tetapi mungkin sedang bingung membuat anggaranya dari mana saat APBD tidak sehat, hak warga Simalungun juga mengatakan mereka merasa dibohongi tetapi inilah politik dengan segala cara akan terjadi untuk mendapat posisi dan kedudukan yang dituju” sambung Syamp.
“Kalau memang masyarakat merasa dibohongi bukankah Bupati juga menimbulkan blunder akan penundaan Pilpanag serentak, dan banyak kerancuan akan kinerjanya yang tidak tepat sasaran dan hanya pemuas seaaat seperti program Jeruk Simalungun gimana kabarnya sekarang” tutup Syamp. BSimarmata





Discussion about this post