IGNews | Simalungun – Proyek SPALD- S bersumber dari APBN dengan lagu anggaran sebesar Rp. 450.000.000 di 3 Dusun Nagori Siatasan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun – Sumut diduga adanya kaloborasi jahat terjadi antara KSM, TPL dan Dirjen Cipta Karya.
Seusai investigasi lapangan, bahwa banyak unit yang dikerjakan KSM hanya sebanyak 35 Unit sesuai dengan urutan angka, dimana Unit nomor 35 bak mandi berada di Dusun III merupakan Dusun paling ujung Nagori Siatasan, Senin (13/2/2023).
Semua warga penerima manfaat kepada reporter Indigonews dan LSM Forum13 Indonesia mengakui bahwa merekalah yang membeli pipa dan sangat menyayagkan mutu dan kwalitas bak yang dibangun oleh KSM.
Anehnya, atap yang digunakan hanya setebal 1MM padahal sesuai juknis SPALD- S harus menggunakan atap Spandek setebal 4MM.
Hal lain, semua Unit bak pada bagian belakang kamar mandi dijumpainya ember yang ditanam sebagai kontrol sampah sehingga pada bak septick tank tidak ada dijumpai menggunakan saringan dan keramik ukuran 10 x 10 yang digunakan merk Mulia Tile tidak kokoh dan yang paling murah.
“Lihatlah amang, mana ada ini bangunan habis sampai 7 juta untuk membangun ini, dan pengerjaanya juga tidak sekaligus tetapi bertahap ini selesai baru dikerjakan di Dusun III lah terakhir mulai dikerjakan bulan Januari 2023 dan selesai baru minggu ini bulan Februari” jelas penerima manfaat.
Ketika dipertanyakan fungsi ember cat yang digunakan dan ditanam sambungan dua pipa dari kamar mandi dan ke septick tank, warga penerima manfaat bantuan tidak mengetahui fungsinya.
“Yang jelas ember cat yang ditanam ini katanya bila kotoran cuci piring banyak menumpuk lah di ember ini tidak masuk ke bak penampung septick tank sehingga ember ini bisa dibersihkan” jelas semua warga penting bantuan SPALD- S.
Ketika ditanya, banyaknya balok bekas dan berserabut dan kayu sembarang digunakan pada rangka atap dan tampias, warga mengakui “Balik atau kayu borti itu bekas mereka waktu coran digunakan”.
Tetapi dari 35 Unit yang sudah ditemukan dilapangan adanya 25 unit bak mandi yang belum dipergunakan karena belum adanya masuk seluruh air, dan 7 Unit bak mandi menggunakan selang untuk memasok air kedalam bak mandi.
Ketua LSM Forum13 Indonesia, Syamp Siadari menjelaskan bahwa dari fakta lapangan KSM menggunakan seng hanya setebal 1 MM sehingga Mark up dari belanja seng sudah ada kerugian uang negara mencapai Rp. 15.00.000.
Tambah Syamp, lain lagi semua bak Septick tank tidak menggunakan jaringan sehingga rentan mengakibatkan kerugian yang negara mencapai Rp. 17.500.000 begitu juga pengadaan bangunan kamar mandi bila dilihat dari hasil kerja biaya untuk keseluruhan sampai finising bak kamar mandi hanya mencapai Rp. 8.000.000 dan pembangunan septick tank karena cor bisa mencapai Rp. 725.000 sehingga totalnya hanya sekitar Rp. 8.725.000 dikali 38 Unit sesuai adundem rapat terakhir bersama KSM, Pangulu Nagori dan Dirjen Cipta Karya makan hanya membutuhkan anggaran sebesar Rp. 314.450.000 sehingga proyek ini bila dikerjakan sebanyak 38 Unit menyebabkan kerugian yang negara sebesar Rp. 135.550.000.
“Dalam waktu dekat kita akan resmi mengadukan temuan ini ke Kejari Simalungun, karena secara lisan kita sudah koordinasi dan mengirimkan dokumen dan dugaan kerugian negara kepada seorang petinggi Kejari Simalungun, dan mereka sanggat antusias dan meminta supaya kita LSM Forum13 Indonesia jangan kendor tetapi mampu mengawal sampai menongkar kedok Dirjen Cipta Karya maupun KSM dan TPL” tutup Syamp. Tim





Discussion about this post