IGNews | Siantar – Proses pembangunan alih fungsi GOR Pematangsiantar menjadi Gedung 6 lantai milik PT. Suriatama Mahkota Kencana (PT. SMK) yang sebelumnya menjadi polemik bahkan adanya pemberhentian oleh DPRD Kota Pematangsiantar melalui RDP pasca peletakan batu pertama oleh Walikota Pematangsiantar, dr. Susanti Dewayani S.pA kini mulai berjalan, tetapi masih pekerjaan pengerukan tanah sudah ada korban 1 orang siswa SMP Negeri 1 Pematangsiantar, bahkan disinyalir akan banyak korban korban lainya.
Bukan hanya ancaman keselamatan bagi masyarakat dan secara khusus bagi Siswa/i SMP Negeri 1 Pematangsiantar tetapi suara bising alat alat berat yang beroperasi dilahan alih fungsi GOR menyebabkan kebisingan sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 1 Pematangsiantar yang bersinggungan langsung dengan lahan alih fungsi GOR.
Anehnya, lalu lalangnya mobil dum truck bermuatan lebih tonase lalu lalang dari pekarangan lahan GOR yang ditutup rapat dengan pagar seng setinggi 3 meter lebih mengangkut galian tanah sehingga berserakan tanah disepanjang jalan Merdeka persisnya depan pintu gerbang GOR sampai kepertengahan jalan lingkungan SMP Negeri 1 Pematangsiantar.
Ketua LSM Forum13 Indonesia, Syamp Siadari meminta kepada PT. SMK supaya jangan se enaknya melakukan pembangunan yang rentan mengancam keselamatan warga khususnya bagi siswa/i SMP Negeri 1 Pematangsiantar, bahkan mengakibatkan volusi udara saat panas terik dan becek bagi siswa saat musim penghujan, Rabu (16/8/2023).
“Kemarin satu orang korban atas kesemena mena PT. SMK dalam kepentingan perusahaanya, besok besok siapa lagi, apa harus ada korban yang sampai meninggal dunia” tutur Syamp.
“Belum lagi nanti kebisingan akibat proses penancapan paku bumi, apa PT. SMK berani menjamin tidak akan menimbulkan kebisingan sehingga mengganggu proses belajar mengajar di sekolah itu, saya berharap perusahaan dan Walikota Pematangsiantar jangan hanya memikirkan kepentingan dan ke untungan sendiri tetapi pikirkan nasib ± 1000 siswa/i yang menimba ilmu, karena mereka generasi penerus bangsa” ucap Syamp.
“Saya minta kepada dr. Susanti sebagai Walikota Pematangsiantar turunlah kejalan Merdeka terkhusus mulai sepanjang dari pintu gerbang GOR sampai kepertengahan SMP Negeri 1, banyak gundukan tanah berjatuhan dibahu jalan sehingga saat panas terik akan mengakibatkan volusi dan pencemaran udara dengan banyaknta debu” harap Syamp.
“Bukan hanya itu, apa Walikota Pematangsiantar tidak melihat berterbanganya debu dan saat turun hujan sangat kasihan para murid SMP Negeri 1 Pematangsiantar harus berlumpur lumpur dan becek becekan mengikuti kegiatan belajar mengangajar” kesal Syamp.
Kilas balik sejarah alih fungsi GOR Pematangsiantar, terkait beberapa bangunan diatas lahan GOR Pematangsiantar, seperti Puskesmas Pembantu dan gedung aset negara yang dulu digunakan sebagai kantor Koni, apakah sudah dibayarkan ganti rugi/ untung oleh PT. SMK atau satu kesatuan dengan harga yang disepakati sebesar Rp. 2.7 Miliar.
Dahulu polemik alih fungsi GOR juga merebak bahkan sampai adanya penyebutan nama Sukoso seseorang yang konon katanya utusan PT. SMK untuk melobbi para pejabat tinggi Pemko Pematangsiantar yang dahulu dijabat Walikota Hefriansyah Noor dimana diduga telah menerima fulus untuk memuluskan segala upaya alih fungsi GOR namun tidak diketahui kebenaranya, begitu juga saat sebelum peletakan batu pertama oleh Walikota yang sudah dijabat dr. Susanti juga katanya sesuai issue yang beredar dan tidak diketahui kebenarnya karena tidak ada fakta bukti telah menerima fulus sama besar dengan mantan Walikota saat proses peralih fungsian lahan GOR Pematangsiantar. IGN_Tim




