IGNews | Lingga – Warga Desa Kelumu mempertanyakan kinerja Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan Kepri dalam pengerjaan proyek pembangunan jalan SP. Setajam – Serteh Desa Kelumu, Kabupaten Lingga, yang dilaksanakan CV. Tanjung Ayam Sakti terkesan amburadul, hanya menggunakan satu unit kobelko dengan kondisi yang tak memungkinkan sehingga pengerjaan menjadi tidak efisien, Sabtu (26/8/2023).
Pembangunan jalan tersebut menggunakan Dana APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2023 dengan pagu anggaran Rp. 964.712.900.
Salah seorang warga setempat meminta kejelasan dari pihak pelaksana kerja tentang pengerjaan jalan yang tidak rata dan bergelombang sehingga masyarakat yang mengunakan jalan menjadi tidak nyaman apalagi di saat musim penghujan.
Masyarakat sudah mengeluhkan masalah ini kepada pihak konsultan pengawas, dan konsultan mengatakan bahwa pihaknya telah menyurati pihak pelaksana kerja dua minggu yang lalu namun sampai saat ini belum ada kejelasan.
Seorang tokoh pemuda setempat, Robby menjelaskan, sebelumnya pada hari Kamis (24/8) warga sudah menemui mandor proyek untuk mempertanyakan masalah ini, namun jawaban yang didapati sungguh tidak sesuai harapan masyarakat, Sabtu (26/8/2023).
“Kami menemui mandor proyek menjelaskan keluhan masyarakat namun jawabannya, kalau memang mau mempermasalahkan masalah ini silahkan cari dan tanya langsung ke bos kami ucap Mandor” jelasnya.
“Masyarakat juga berharap agar Pemerintah juga selalu mendangar dan melihat keadaan warganya, kerna jalan ini sudah menahun lamanya seperti ini dan kami sangat kuwatir saat warga yang melintasi apa lagi saat hujan , jalan menjadi becek dan licin pada saat itulah kami merasa nyawa kami terancam saat melewati jalan itu bagaikan momok yang menakutkan” ujar Robby.
“Kami berharap adanya kepedulian Pemerintah mengenai masalah ini, setiap tahun jalan di bangun menggunakan anggaran yang lumayan besar namun sampai sa’at ini akses jalan nya masih begitu begitu saja tidak tahu sampai kapan jalan nya baru bisa di akses dengan layak” tutupnya.
Hasil penulusuran tim, terlihat pembangunan yang sangat amburadul sehingga kuat dugaan terjadinya korupsi. Sampai berita ini dimuat Kadis PUPRP Kepri dan Kontraktor belum berhasil dimintai keterangan. IGN_Fauzan




