iGNews I Kyiv – Unit Artileri Tempur Oleksandr Taran bukanlah bagian resmi dari militer Ukraina, tetapi itu tidak menghentikan anak buahnya untuk menghancurkan pasukan Rusia dengan modal seadanya.
“Kami … bertahan hidup berkat dana pensiun” kata komandan berusia 68 tahun itu yang dipanggil dengan sebutan Kakek sambil tertawa kecil, Minggu (28/4/2024).
Unit pasukan Taran yang semuanya sukarelawan, dijuluki pasukan ‘Serigala Padang Rumput’ yang beranggotakan puluhan pria Ukraina yang sebagian besar berusia di atas 60 tahun dan kebanyakan sudah terlalu sepuh untuk mengikuti perang, tetapi mereka tetap ingin bertempur dengan penuh semangat.
Mereka akan bergerak dibelakang garis depan dengan peluncur roket yang dipasang di truk, mereka menerima perintah dari komandan lapangan dan bekerja sama dengan komando pasukan lain, berkontribusi dalam upaya perang meskipun tidak memiliki status resmi sebagai militer.
Unit ini didanai oleh sumbangan dan diisi dengan peluru yang telah rusak dan mereka perbaiki sendiri serta senjata didapatkan setelah direbut dari pasukan musuh. Amunisi dan senjata tersebut dikirimkan kepada mereka oleh pasukan yang berada di garis depan.
Ketika media baru baru ini mengunjungi markas mereka di wilayah Tenggara Zaporizhzhia, mereka sedang mempersiapkan peluru roket Grad 122 MM yang kemudian akan ditembakkan oleh pasukan dari unit lain.
“Para komandan yang memberi tugas kepada kami sangat senang” kata seorang prajurit berusia 63 tahun yang memiliki nama panggilan Zorro.
“Mereka memberi kami lebih banyak objek sasaran dan membantu kami menyediakan amunisi dari yang mereka dapatkan dari pasukan musuh” ucapnya.
Taran sang komandan, mengatakan bahwa unitnya telah mengupayakan untuk secara resmi bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina agar dapat menerima amunisi, dan gaji secara resmi, namun tidak berhasil. Unit ini juga beranggotakan orang orang muda yang telah dianggap oleh pejabat dan petinggi militer tidak layak untuk bertempur.
Lebih dari dua tahun setelah invasi skala besar Rusia, upaya militerisasi Ukraina sedang berjuang di tengah menurunnya dukungan dari masyarakat.
Pasukan Rusia telah bergerak maju di bagian Timur, dan para analis mengatakan bahwa kekurangan jumlah tentara Ukraina perlu segera diatasi.
Beberapa petinggi Ukraina dan negara asing yang mendukung upaya perang, telah mendesak Zelenskiy untuk mengurangi cakupan usia mobilisasi secara bertahap.
Awal bulan ini, Zelenskiy menyetujui langkah langkah baru yang memungkinkan militer untuk memanggil lebih banyak pasukan dan memperketat hukuman untuk pelanggaran. Dia juga mengurangi usia mobilisasi dari 27 menjadi 25 tahun.
Taran, yang telah berperang sejak Moskow memulai perang pada 2014, mengatakan bahwa paksaan tidak akan bisa menggantikan antusiasme yang tulus dari seorang calon prajurit.
“Pukul dia dengan tongkat kalau Anda mau, tapi dia tidak akan melawan. Jika seseorang sudah memiliki tekad dan kemauan, dia bisa bertahan selama 100 tahun untuk memenuhi tugasnya dan menghancurkan musuh” tegas Taran. IGN_Stg
Berita ini juga sudah terbit di media Reuters dengan judul “Ukrainian Grandpa Leads Over 60s Unit Fighting Russian Forces Free”




